Pandemi, Pemerintah Diminta Fasilitasi Seniman Tradisional Tetap Eksis

Jakarta – Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Muh Zen menilai pagelaran seni tradisional masih perlu dilaksanakan sepanjang tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Ini untuk merespons banyak keluhan dari komunitas seni tradisional selama pandemi ini.

“Banyak keluhan datang, baik dari komunitas seni tradisional maupun masyarakat penggemarnya, karena kehilangan tempat untuk melihat dan menikmati seni asli milik masyarakat Jateng seperti ludruk atau wayang orang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/3/2021).

Hal itu diungkapkannya dalam ‘Dialog Parlemen’ yang disiarkan Radio Jatayu 102.8 FM dan RRI Semarang dengan tema ‘Kesenian Tradisional Tantangan & Harapan’ di Studio Berlian TV Gedung Berlian, Kota Semarang, Senin (8/3/2021).

Zen menilai pemerintah perlu melakukan upaya strategis untuk mendukung kesenian tradisional agar tetap eksis dan bisa bangkit karena banyak pegiatnya menggantungkan hidup dari kesenian tersebut.

Ia menyebut kesenian tradisional bisa tetap berkarya dengan menggandeng generasi muda yang mampu memanfaatkan ruang digital pertunjukan. Saat ini pertunjukan dalam jaringan (online) bisa dilakukan sebagai wadah agar tetap eksis.

“Pembatasan sosial selama ini telah membuat pegiatnya terpaksa beralih profesi sampai menjual alatnya hanya untuk memenuhi kebutuhan harian sehingga hal itu dapat menjadi perhatian serius,” ujarnya.

“Untuk bisa kembali tampil di tengah pembatasan sosial, perlu langkah-langkah strategis agar bisa dinikmati penggemarnya dan seni tradisional mendapat ruang yang sama dengan seni modern,” imbuhnya.

Menurutnya, dengan menggandeng komunitas pemuda kreatif lewat pemanfaatan media daring, bisa menjadi solusi alternatif untuk komunitas seni tradisional. Sebab saat ini media daring banyak peminatnya.

“Pemerintah bersama dinas terkait perlu berupaya memfasilitasi pegiat tradisional tetap eksis. Tentunya, dengan mematuhi protokol kesehatan dan dukungan dari masyarakat juga diperlukan,” kata politikus PKB itu.

Senada, pembicara lain dalam dialog tersebut, Humas Wayang Orang Ngesti Pandowo, Bambang Iss Wirya mengakui saat ini ruang ekspresi sangat minim sehingga membuat kesenian tradisional kurang dilirik. Terlebih, pandemi COVID-19 telah menurukan jumlah penonton dan hampir tidak ada karena pembatasan sosial.

Namun menurutnya, inovasi sudah dilakukan secara perlahan oleh pengurus Laskar Muda Wayang Orang Ngesti Pandawa dengan pertunjukan media daring sehingga sekarang cukup mendapat ruang di kalangan masyarakat.

Ia juga mengatakan dukungan pemerintah sangat diperlukan, terutama pemberian ruang pertunjukan secara langsung dengan mengikuti protokol kesehatan. Di samping itu, ia sepakat adanya dorongan dari kalangan muda dalam memproduksi seni tradisional, mulai dari praproduksi sampai pascaproduksi ditampilkan secara baik, agar kembali menarik minat masyarakat.

“Wayang Orang Ngesti Pandowo tetap melakukan berbagai inovasi untuk menghadirkan pertunjukan agar bisa dinikmati di tengah pandemi dengan cara melalui ruang digital media daring,” ujarnya.

“Pertunjukan online bisa menjadi cara tetap eksis walaupun banyak kendala karena ekspresi dan interaksi penonton tidak bisa dirasakan para pemain,” imbuhnya.

Dalam hal ini, ia mengatakan Laskar Muda Ngesti Pandowo adalah sekumpulan anak muda yang peduli budaya leluhur dan mencoba ditampilkan secara kreatif lewat ruang digital sehingga membuat para pegiatnya tetap eksis.

“Namun, kami sangat mengharapkan dukungan pemerintah melalui dinas terkait dan komunitas penggerak agar bisa menampilkan pertunjukan secara langsung dengan mematuhi protokol kesehatan. Untuk teknis pelaksanaannya seperti menjaga jarak, baik antar pemain maupun penonton, tetap terjaga,” jelasnya. (ncm/ega)

Terima kasih telah membaca artikel

Pandemi, Pemerintah Diminta Fasilitasi Seniman Tradisional Tetap Eksis