Kala Pakaian Dalam Jadi ‘Senjata’ Massa Antikudeta Myanmar Lawan Junta

Yangon

Perlawan terhadap junta militer Myanmar terus digaungkan oleh demonstran. Namun cara unik yang satu ini ternyata ampuh mengusir pasukan keamanan yang hendak mengamankan demonstrasi. Diketahui warga Myanmar memasang deretan pakaian dalam wanita layaknya jemuran di sepanjang jalan untuk mengusir pasukan keamanan.

Dilansir dari The Star, Minggu (7/3/2021), meski aksi itu sebenarnya dianggap hanya mitos, namun tampaknya aksi warga berhasil menghentikan langkah pasukan keamanan saat mereka bergerak memadamkan pemberontakan melawan junta militer Myanmar.

Beberapa waktu ke belakang, pasukan keamanan menggunakan gas air mata, granat kejut, peluru karet, dan terkadang bahkan peluru tajam untuk menghentikan gerakan pembangkang sipil (CDM) yang muncul.

Untuk menghalau tekanan tersebut, para warga Myanmar menggunakan tradisi lama yakni dengan menggantung pakaian dalam wanita dan rok panjang -atau longyis- di tali jemuran di seberang jalan. Bagian bawah wanita dan pakaian yang menutupinya konon dapat menguras tenaga laki-laki yang dikenal sebagai “hpone”.

“Jika mereka berada di bawah longyi wanita, berarti hpone mereka hancur,” kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.

Sejumlah tentara tidak mau menyentuh longyi wanita karena takut hal itu dapat merusak energi mereka di garis depan.

“Ketika warga menggantung longyi di atas tali, (polisi dan tentara) tidak dapat turun ke jalan, mereka tidak dapat menyeberanginya, dan mereka harus menurunkannya,” kata Thinzar Shunlei Yi.

Takhayul itu kini digunakan para wanita Myanmar sebagai strategi pertahanan. Kini pemandangan jemuran pakaian wanita menghiasi jalan-jalan di Yangon, dari pusat kota San Chaung yang ramai hingga pinggiran kota. Dalam foto-foto yang dibagikan di Facebook menunjukkan seorang tentara berdiri di atas truk untuk memindahkannya.

Terima kasih telah membaca artikel

Kala Pakaian Dalam Jadi ‘Senjata’ Massa Antikudeta Myanmar Lawan Junta