Pemprov Wacanakan Pembelajaran Campur, Gerindra DKI: Ini Berbahaya

Jakarta –
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik meminta Pemprov DKI Jakarta tidak melakukan wacana pembelajaran campur di tengah pandemi Corona. Taufik menilai kebijakan ini bisa berbahaya bagi murid sekolah.
“Ngapain dicampur-campur, udah deh jangan macem-macem. Sementara orang ngga boleh gini nggak boleh gitu, kok ini pendidikan mau campur-campur,” kata Taufik saat dihubungi, Sabtu (2/12/2020).
Penasihat Fraksi Gerindra itu, meminta Pemprov DKI memikirkan wacana kebijakan tersebut. Menurutnya pembelajaran jarak jauh lebih baik dilakukan daripada nantinya menimbulkan masalah dengan metode pembelajaran campur.
“Menurut saya sih nggak usah ya, untuk apa gitu loh, udah biar aja dulu belajar di rumah sampai tuntas, jangan nanti dicampur terus akhirnya masalah gitu loh. Biar apa dicampur-campur? Mending kalau tiba-tiba muncul klaster baru mau nggak tanggungjawab,” tegasnya.
Taufik meminta Pemprov tetap menerapkan pembelajaran jarak jaruh tapi memperbaiki sistem yang ada selama ini. Dia menyebut wacana Pemprov DKI ini bisa membahayakan para murid sekolah.
“Berbahaya loh ini, bukan soal ribet, ini yang utama soal kesehatan lah yang utama, mending kalau mau, lebih baik dipikirkan metodenya jarak jauh seperti apa supaya kualitasnya bisa terjamin gitu loh, jadi misalnya kreatif lah, jangan begini terus dibuka, semau-maunya aja,” ujarnya.
“Kan aneh, sementara rakyat masyarakat suruh tinggal di rumah nggak boleh pergi, restoran jam 7 malam, apalagi kalau anak-anak kan susah diatur ya, janganlah,” sambung Taufik.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.