Pencipta Gendhing Pengiring Jenazah Ki Seno: Dia Napas dan Tubuh Saya

Bantul

Ki Seno Nugroho meninggal dunia pada usia 48 tahun pada malam kemarin. Salah seorang sahabat sekaligus pencipta gendhing ‘Ladrang Gajah Seno’ yang mengiringi pemberangkatan jenazah Ki Seno, Joko Porong, menyampaikan rasa dukanya.

“Jadi Seno itu ya napas saya, tubuh saya,” kata Joko ditemui di rumah duka, Dusun Gayam, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Rabu (4/11/2020).

Bagi Joko, Seno merupakan teman, saudara dan keluarga. Ia sudah berteman akrab dengan Seno bahkan jauh sebelum Seno menjadi dalang.

“Dia itu selain teman, karena saya sudah berteman dengan Seno dari tahun 89 atau 90-an sebelum menjadi dalang, dan saya tinggal di rumahnya jadi keluarga dari Ki Seno Nugroho,” ucapnya.

Ia menceritakan, pada medio tahun 90-an dirinya mulai ikut dalam kelompok Wargo Laras. Dirinya dipercaya menjadi penulis naskah, membuatkan wayang dan lain sebagainya.

“Ya teman ya sedulur. Tapi sering bermusuhan karena idealisme masing-masing. Mulai 1995 saya ke Solo ikut Wargo Laras membuatkan wayang, membuatkan naskah apapun,” ungkapnya.

Suka dan duka dilaluinya bersama Ki Seno semenjak bangku SMA. Seno pun kerap memberikan wejangan kepada Joko.

“Semenjak saya kenal dia, saya masuk SMA sudah akrab sekali suka duka saya lalui. Dia pernah bilang begini ‘kamu jangan jadi pengrawit kamu bisa lebih dari itu’ dan itu saya buktikan,” bebernya.

Selain itu, lanjut Joko Porong, salah satu kata yang tidak akan dia lupakan dari Ki Seno adalah saat ia memutuskan untuk berpisah dengan Wargo Laras.

“Mungkin beliau ngomong kamu pergi jauh tapi pasti kamu kembali pulang. Itu tahun 2001 saat saya sudah tidak ikut Wargo Laras dan fokus di kesenian lain tapi Seno ngomong begitu, dan sejak 2015 saya pulang ke Wargo Laras,” ungkapnya.

Baginya, sosok Ki Seno merupakan dalang dengan banyak sekali ciri khas. Kreatifitasnya sebagai seorang dalang tidak diragukan lagi.

“Seno itu tidak akan pernah habis bahannya dalam hal serius. Bahkan serius yang dikomedikan atau komedi yang diseriuskan dia selalu bisa memutar balikkan sanggit, itu kelebihan dia,” paparnya.

“Tapi ya Seno adalah sosok dalang yang mengembalikan tutur menjadi kekuatan dalang. Sehingga orang tidak ingin melihat misalkan musik yang glamor,” tuturnya.

Joko mengenang perbincangannya dengan Seno tentang sosoknya yang sudah mendapatkan tempat di hati masyarakat. Kendati demikian, Seno saat mengatakan padanya bahwa dia ingin Wargo Laras bisa menjadi bagian dari pertunjukan.

“Saya pernah ngomong gamelanmu tidak usah digarap koe wes disenengi wong, dia sudah oke. Tapi dia ingin Wargo Laras menjadi bagian entertain, artinya dia punya misi Wargo Laras bukan hanya Seno,” tegasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Pencipta Gendhing Pengiring Jenazah Ki Seno: Dia Napas dan Tubuh Saya