
KPAD: Pelaku Pelecehan yang Didemo Siswa SMP Bekasi Staf Perpustakaan

Jakarta –
3 Siswi jadi korban kasus dugaan pelecehan yang terjadi di salah satu SMPN Kota Bekasi. Pelaku disebut merupakan seorang staf perpustakaan.
“Dia staf di perpustakaan, jadi memang modusnya kadang-kadang anak minjem buku, terus sama dia didekati, karena ruang perpus kan kadang-kadang nggak terlalu ramai,” ujar Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Novrian, saat dihubungi detikcom, Selasa (2/8/2022).
Novrian mengatakan pelaku saat ini sudah diamankan di Polres Bekasi. Menurutnya, pelaku diamankan sebelum aksi demo siswa di SMPN tersebut dilakukan.
“Sudah kemarin sudah diamankan di Polres. Sebelum, sebelum demo sudah diamankan. Jadi pagi itu sekitar jam 8 sudah diamankan demonyakan siang. Kita dari pagi di situ asesmen, karena sudah ada indikasi ya sudah diamankan. Karena mempercepat proses dan itu saya apresiasi banget Polres dengan struktur yang baru penanganannya cepat banget terkait anak,” kata Novrian.
Novrian mengatakan pelaku melakukan aksinya dengan memberikan chat gambar porno hingga meminta siswa melakukan video call dengan gambar porno. Selain itu, Novrian juga menyebut pelaku dapat bermain peran dan bersikap berbeda kepada siswa dan siswi.
“Jadi kalau bicara mengenai korban dari hasil asesmen kita kemarin banyak anak-anak yang juga mengalami kondisi-kondisi kayak misalkan diberikan chat gambar porno, didekati sama dia. Bahkan karakter si pelaku ini sangat kasar ya, jadi si pelaku itu dia punya karakter dia bisa bermain peran dia bisa mainkan peran,” tuturnya.
“Kalau ke anak laki-laki dia bisa berkata kasar, sering berkata-kata kasar suka memaki mencaci dengan kata-kata kasar. Kalau untuk perempuan-perempuan yang mungkin dikategorikan menurut dia tidak cantik itu akan dibully. Tapi untuk anak-anak yang cantik itu akan diperlakukan beda,” sambungnya.
Tidak hanya itu, pelaku juga disebut membuat grup whatsapp untuk melancarkan aksinya. Menurut Novrian pelaku juga kerap memberikan hadiah maupun mengomentari media sosial para korbannya.
“Jadi dia bikin grup yang dibuat oleh dia, itu untuk dia memahami karakteristik korban-korbannya. Bahkan status media sosial si korbanpun itu sering diupdate sama dia, misal diberikan komen, ada yang ulang tahun diberikan. Nah dia pintar memprofiling itu sehingga banyak anak-anak yang mungkin tanpa disadari bahwa itu adalah modus, dan ujung-ujungnya ada arah ke sana, kaya misalkan diberikan gambar-gambar porno, disuruh video call dengan gambar-gambar yang prono,” tuturnya.
Simak halaman selanjutnya
KPAD: Pelaku Pelecehan yang Didemo Siswa SMP Bekasi Staf Perpustakaan
