
Siaga Nuklir Rusia Bikin Uni Eropa Pasok Senjata ke Ukraina

Jakarta –
Rusia masih menyerang Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menginstruksikan pasukannya untuk menyiagakan serangan nuklir. Sejurus kemudian, Uni Eropa memasok senjata ke Ukraina.
Dilansir dari BBC, Minggu (27/2) lalu, Putin dikabarkan berbicara dengan sejumlah pejabat tinggi militer Rusia mengenai peningkatan status nuklir tersebut, termasuk Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Pasalnya, Rusia menilai negara-negara Barat memberi sanksi yang tidak sah dan memberi tindakan yang tak menyenangkan.
Sementara itu, CNN melaporkan Putin mengatakan pejabat negara NATO membuat komentar yang dianggap menyerang Rusia. Maka dari itu, kesiagaan serangan nuklir ditingkatkan.
Inggris skeptis, Jerman waspada
Inggris menunjukkan reaksi skeptis di depan publik. Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson menilai keputusan Putin menyiagakan pasukan nuklir sebagai pengalihan soal kondisi nyata di Ukraina. Kondisi yang dimaksud adalah pasukan Rusia kewalahan di Ukraina.
Saat ditanya soal keputusan Putin menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam kondisi siaga tinggi, Johnson menjawab: “Itu pengalihan dari kenyataan apa yang sedang terjadi di Ukraina.”
“Saya sama sekali tidak memiliki keraguan dalam pikiran saya bahwa, pada akhirnya… Saya pikir Putin akan gagal,” cetus Johnson.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, menyebut ancaman nuklir Putin menunjukkan invasi ke Ukraina tidak berjalan sesuai rencana.
“Dalam megalomanianya (Putin-red), invasi cepat ke Ukraina telah dihentikan oleh tindakan berani dan tekad Ukraina,” sebut Lambrecht kepada televisi ZDF.
Namun Lambrecht juga memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak meremehkan ancaman Putin. “Kita disarankan untuk menganggap Putin dan pernyataannya dengan sangat serius dan tidak meremehkannya,” ucapnya, sembari menyerukan negara-negara Barat untuk tetap ‘sangat waspada’.
Selanjutnya, bantuan senjata Uni Eropa:
Siaga Nuklir Rusia Bikin Uni Eropa Pasok Senjata ke Ukraina
