
Pengakuan Pelaku Penculikan-Pembunuhan Balita di Demak

Demak –
Balita berusia tiga tahun yang ditemukan tewas di semak-semak Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ternyata korban penculikan dan pembunuhan. Pelaku mengaku awalnya tidak mengincar balita tersebut.
“Aslinya itu nggak nganu (mengincar) anak, yang ku incar itu Faridnya (Farid Efendi, ayah korban). Soalnya dia itu sukanya bikin masalah, kalau ngomong itu nggak sesuai, mengada-ada,” ujar pelaku Saerofi alias Doyok (30) saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Demak, Kamis (23/12/2021).
“Kalau masalah anak itu saya tidak merasa, cuma berhubung dia teriak-teriak itu lalu takut, panik, namanya orang kan panik,” sambung Saerofi yang duduk di kursi roda itu.
Ia mengaku yang paling membuatnya emosi terhadap Farid lantaran ia mencurigainya akan melapor kepada polisi terkait usaha yang ia sembunyikan. Ia mengaku telah menjalankan bisnis uang palsu.
“Yang bikin aku emosi itu waktu dia keluar sama anaknya itu mendatangi polisi. Curiganya di situ,” kata Saerofi.
“UP (uang palsu atau upal),” jawab Saerofi terkait alasannya takut melihat rekan bisnisnya menghampiri polisi.
Sementara itu, Kapolres Demak AKBP Budi Adhy Buono mengatakan para pelaku membunuh korban lantaran takut.
“Jadi mereka takut, pada saat mereka melakukan aksinya, melakukan pengeroyokan kepada bapak daripada anak tersebut, anak ini melihat. Jadi mereka punya pikiran ini bisa menjadi saksi, akhirnya mereka takut dan dibawa,” kata Budi di kesempatan yang sama.
Budi menjelaskan semula para pelaku melakukan pengeroyokan kepada ayah korban. Para pelaku mengira bahwa korban memiliki ilmu hitam yang menyebabkan keluarga dan pelaku merasakan sakit.
“Jadi motifnya adalah, dari pelaku ini. Empat pelaku ini, ia sakit hati karena semenjak dua minggu satu keluarga ini datang ke Demak, dan dimasukkan ke kontrakan milik Nasirun dan kawan-kawan ini. Keluarga termasuk pelaku ini sakit,” sambungnya.
“Badannya sakit, ada yang sesak. Jadi mereka mengira satu keluarga ini adalah memiliki ilmu hitam. Jadi merasa sakit hati karena dia sudah memberikan kontrakan untuk menginap, selanjutnya juga diajak jalan-jalan untuk berziarah, kok malah keluarga daripada pelaku ini disakiti dengan menggunakan ilmu hitam,” sambung Budi.
Selain itu Budi menuturkan motif lain pelaku melakukan aksinya lantaran curiga korban akan melaporkan tindakan pelaku terkait uang palsu. Kendati demikian, pihaknya masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut.
“Kemungkinan bisa seperti itu, karena saudara Farid ini sebelum kejadian pengeroyokan, itu pernah ngobrol dengan polisi. Polisi yang sedang ada di dekat kontrakan tersebut. Kemungkinan para pelaku ini mengira bahwa saudara Farid ini ya, dia akan melaporkan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku,” terang Budi.
“Ya ini masih kita dalami nanti, setelah mungkin nanti ini kita bisa tahu apakah mereka ini benar melakukan kegiatan untuk memproduksi upal, dan seberapa banyaknya nanti setelah kita melakukan pendalaman,” imbuhnya.
(rih/ams)
Pengakuan Pelaku Penculikan-Pembunuhan Balita di Demak
