2 Jurnalis yang Kritis ke Pemerintah Togo Ditangkap!

Jakarta –
Amnesty Internasional mengutuk penangkapan 2 jurnalis yang kritis terhadap pemerintah Togo. Amnesty Internasional menyerukan pembebasan kedua jurnalis itu.
Dilansir AFP, Selasa (14/12/2021) negara kecil di Afrika Barat itu, yang diperintah sejak 2005 oleh Presiden Faure Gnassingbe. Dia sering dituduh oleh kelompok-kelompok hak asasi menindak tokoh-tokoh oposisi dan media.
Ferdinand Ayite dan Joel Egah, editor dua mingguan L’Alternative dan mingguan Fraternite, ditangkap pada Jumat malam atas komentar yang dibuat selama siaran online.
“Penahanan sewenang-wenang terhadap jurnalis Ferdinand Ayite dan Joel Egah merupakan pelanggaran terhadap hak mereka dan terhadap kebebasan berekspresi,” kata peneliti Afrika Barat, Fabien Offner di Amnesty International.
“Pihak berwenang ingin membungkam kritik,” kata Offner. “Ferdinand Ayite dan Joel Egah harus segera dibebaskan,” lanjutnya.
Pengacara mereka Elom Kpade mengatakan kedua jurnalis itu ditahan karena pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap otoritas. Mereka ditangkap setelah pengaduan dari dua menteri.
Kpade mengatakan wartawan ketiga yang juga ambil bagian dalam siaran itu, Isidore Kouwonou, ditempatkan di bawah pengawasan yudisial.
L’Alternative telah ditangguhkan pada bulan Februari selama empat bulan oleh pengawas media. Sementara surat kabar Fraternite ditangguhkan pada bulan Maret tahun lalu selama dua bulan.
Kecaman Amnesty datang ketika seorang jurnalis Kamerun pada hari Senin mengatakan dia telah dibebaskan setelah 16 bulan penjara karena “menyebarkan berita palsu” saat menyelidiki dua pejabat tinggi.
Emmanuel Mbombog Mbog Matip melakukan mogok makan pada Mei untuk memprotes pemenjaraannya di ibu kota Yaounde setelah penangkapannya pada Agustus 2020.
Kelompok hak asasi dan serikat pekerja sering mengecam perlakuan terhadap jurnalis dan penurunan kebebasan pers di Kamerun di bawah Presiden Paul Biya yang kuat, yang telah memimpin negara Afrika tengah itu sejak 1982.
(lir/lir)