
Para Istri Kabinet Bahas Cegah Radikalisme di Peringatan Sumpah Pemuda

Jakarta –
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, perkumpulan istri kabinet yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Maju (OASE KIM) bersama TP PKK mengajak masyarakat meningkatkan ketahanan keluarga. Salah satunya, melalui kesadaran akan bahaya ajaran radikalisme.
Diketahui, Ibu Negara Republik Indonesia, Iriana Jokowi sebagai Penasihat kedua organisasi telah mengarahkan OASE KIM dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk menginisiasi program yang penting dalam merawat kebhinekaan melalui Pelaksanaan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
Dalam Webinar Obrolan Santai Kader Inspiratif (ObraS KaIN PKK) yang berlangsung, Kamis (28/10), Ketua Umum TP PKK Pusat, Tri Tito Karnavian menjelaskan program tersebut bertujuan untuk menumbuhkan ketahanan keluarga melalui kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan secara terpadu.
Adapun program ini dilaksanakan melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) yang terdiri 5 (lima) unsur, yakni kecintaan tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan atas kebenaran Pancasila, kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara.
“Program tersebut untuk menjawab tantangan berbangsa dan bernegara yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras dan bahasa yang semakin lama semakin kompleks,” kata Tri dalam keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).
Tri menambahkan salah satu tantangan yang tengah dihadapi saat ini adalah munculnya paham ideologi radikal yang berpotensi memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. Menurutnya, hal ini menjadi latar belakang tema ObraS KaIN PKK kali ini yaitu ‘Cegah Radikalisme dengan Merajut Kebhinekaan’.
Ia mengatakan sejarah Sumpah Pemuda yang terjadi 93 tahun silam tidak boleh hilang untuk diwariskan kepada generasi muda Indonesia. Menurutnya, Sumpah Pemuda merupakan satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Tri menambahkan, Ikrar Sumpah Pemuda dianggap sebagai cikal bakal semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Bangsa Indonesia. Tri menyebutkan Sumpah Pemuda yang dibuat oleh para pemuda-pemudi dari beberapa bagian Nusantara saat itu sampai kini tidak lapuk dimakan waktu. Bahkan, ia membacakan isi Sumpah Pemuda tersebut, yaitu,
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Menurut Tri, tema peringatan kali ini bukan bermaksud menyudutkan suatu agama tertentu. Namun, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di antara semua komponen masyarakat. Terutama pada generasi muda yang merupakan pewaris negara Republik Indonesia.
“Para Pemuda adalah pemegang kunci berlanjutnya keutuhan negara Indonesia, oleh sebab itu Pemerintah sangat berperan dalam membangun karakternya agar mempunyai semangat juang dan nasionalisme yang tinggi dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa,” pungkas Tri.
Sebagai informasi, Webinar ini turut dihadiri oleh sejumlah pembicara kunci, antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali, Direktur Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Brigjen Pol R. Akhmad Nurwahid, Ketua Umum Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (Oase KIM) Erni Tjahjo Kumolo, beserta jajaran pengurus, Ketua TP PKK Prov, Kab/Kota dan pengurus sampai ke tingkat desa, dan siswa-siswi serta pemuda-pemudi harapan bangsa.
(akn/ega)
Para Istri Kabinet Bahas Cegah Radikalisme di Peringatan Sumpah Pemuda
