Santriwati yang Diperkosa Pengasuh Ponpes di Mojokerto Jalani Trauma Healing

Mojokerto

Seorang santriwati korban pencabulan dan pemerkosaan pengasuh Ponpes di Mojokerto menjalani trauma healing. Gadis asal Sidoarjo itu mengalami trauma hingga menutup diri dari pergaulan.

Pengacara Korban, M Dhoufi mengatakan, kliennya menjalani pemulihan dari trauma (trauma healing) sejak Selasa (26/10). “Mulai sore kemarin ada pemberian trauma healing dari Polres Mojokerto dan Polda Jatim saling berkolaborasi memulihkan psikis korban,” kata Dhoufi kepada wartawan, Rabu (27/10/2021).

Tiga santriwati yang diduga dicabuli AM (52), lanjut Dhoufi, juga akan segera mendapatkan trauma healing. Yaitu gadis berusia 12 tahun asal Lamongan, serta kakak-adik berusia 12 dan 10 tahun asal Surabaya.

“Tiga korban lainnya akan segera menyusul untuk diberikan trauma healing. Pihak kepolisian sejauh ini sudah sangat membantu. Khususnya Polres Mojokerto yang sudah sangat baik dan cepat dalam menangani kasus ini,” terangnya.

Ia menjelaskan, pemulihan psikis sangat dibutuhkan para korban. Seperti yang dialami korban asal Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Menurut Dhoufi, gadis berusia 14 tahun 8 bulan itu mengalami trauma hingga menutup diri dari pergaulan.

Betapa tidak, korban diduga dicabuli dan diperkosa AM sejak 2018 sampai 2021. Yakni sejak usianya setara dengan anak kelas 5 SD. Perlakuan tersebut diterima korban hampir setiap bulan.

“Korban sangat trauma, syok, belum bisa bergaul dengan umum, tertutup sekali, hampir tidak mau bicara dengan orang tuanya. Dia menjadi pendiam, hampir tidak mau makan, hampir mengarah ke depresi. Sebelumnya dia biasa saja, normalnya anak-anak,” terangnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Santriwati yang Diperkosa Pengasuh Ponpes di Mojokerto Jalani Trauma Healing