5 Fakta Sejauh Ini tentang Viral Foto-foto Meteor Jatuh di Merapi

Yogyakarta –
Foto-foto yang memperlihatkan kilatan cahaya menghujam puncak Gunung Merapi viral di media sosial. Sejumlah pihak mulai dari sang fotografer, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) hingga Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) angkat bicara terkait foto yang ramai diduga meteor jatuh itu.
Berikut ini lima fakta yang diungkap sejauh ini terkait peristiwa itu. Apa saja?
1. Foto Diambil di Batu Alien
“Foto diambil dari lokasi Batu Alien di daerah Kaliadem, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (27/5) malam. Kalau dari file kamera itu pukul 23.07 WIB,” kata fotografer yang menangkap momen itu, Gunarto, saat dihubungi wartawan, Jumat (28/5).
2. Fotografer Lihat Cahaya Putih
Gunarto menceritakan saat mengambil gambar itu, ia benar-benar melihat kilatan cahaya putih yang jatuh ke puncak Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY ini. Gunarto menyebut durasi jatuhnya cahaya itu begitu cepat.
“Jatuh dari atas ke bawah. Saya lihat bawahnya itu pas di puncak gitu,” tuturnya.
3. Kilatan Cahaya Terekam CCTV Merapi
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan kilatan cahaya itu sempat terekam CCTV yang berada di Deles, Klaten, Jawa Tengah.
“Sehubungan dengan beredarnya berita tersebut, dapat kami sampaikan bahwa kamera CCTV yang berada di Deles (sisi timur Gunung Merapi) sempat merekam kilatan cahaya pada tanggal 27 Mei 2021 pukul 23.08.10 WIB,” kata Hanik kepada wartawan, Jumat (28/5).
4. Tak Terdengar Suara Saat Cahaya Itu Terlihat
Kembali ke kesaksian Gunarto, dia mengaku tak mendengar suara apapun saat melihat kilatan cahaya itu.
“Lha ini kejadiannya mirip meteor yang selama ini saya lihat tapi ini sangat dekat karena aku tahunya di atas puncak. Tapi nggak tau, ini perspektif saya ya, karena memang jujur saja tidak ada suara dentuman,” ucap Gunarto.
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala BPPTKG Hanik Humaida. Hanik menjelaskan, saat kejadian tidak ada laporan suara dentuman maupun sinyal kegempaan yang signifikan.
5. Lapan: Meteor Jatuh di Puncak Merbabu
Andi mengatakan cahaya itu berkaitan dengan aktivitas hujan meteor. Dia juga mengatakan, kilatan cahaya yang secara visual tidak terlalu besar dan ditambah pula dengan tidak adanya ledakan, diperkirakan meteor yang jatuh tidak terlalu besar, setidaknya berukuran seperti kerikil dan bisa jadi habis terbakar di atmosfer.
“Perkiraan menggunakan metode paralaks sederhana menyimpulkan bahwa kemungkinan sekiranya terdapat meteorit, lokasi jatuhnya justru bukan berada di lereng Gunung Merapi, melainkan agak di sekitar puncak Merbabu. Hal ini ditandai dengan posisi kilatan cahaya yang nyaris vertikal menjulang ke langit,” ujar Peneliti Pusat Sains Antariksa Lapan, Andi Pangerang.
“Bagi yang menemukan benda antariksa di sekitar lokasi jatuhnya meteor, dapat menghubungi pihak yang berwajib dan diimbau agar tidak berada di dekat benda tersebut,” tutur Andi.
(sip/sip)