Uji Klinis Vaksin Corona Sinovac Dimulai 11 Agustus, Begini Alurnya

Bandung

Simulasi uji klinis vaksin COVID-19 dilakukan di Gedung Eyckman Fakultas Kedokteran UNPAD, Sukajadi, Kota Bandung pada Kamis (6/8/2020). Uji klinis ini dilakukan untuk menggambarkan alur pemberian vaksin buatan Sinovac di enam titik pada 11 Agustus mendatang.

Tenaga Laboratorium Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sunaryati Sudigdoadi mengatakan, pada penelitian ini subjek atau relawan akan melakukan lima kali tahapan dan kunjungan ke tempat penyuntikan vaksin yang terbagi ke enam lokasi.

Sunaryati atau yang akrab disapa Dokter Titi itu mengatakan, tahapan pertama dimulai dari V0 atau keadaan relawan yang belum menerima vaksin. Pada tahap ini, relawan akan diberikan informasi oleh dokter, mengenai tujuan, ketentuan dan bila disetujui akan dilakukan penandatangan kesediaan menerima vaksin.

“Karena kita tidak boleh memaksa relawan, jadi relawan harus sukarela ikut ini, ditandatangani, baru kita lakukan pemeriksaan dulu, jadi ada pemeriksaan fisik, tekanan darah, tinggi badan, berat badan kemudian pemeriksaan fisik lain. Jantung, paru-parunya seperti apa, kemudian diwawancarai punya penyakit dasar apa, kalau ada pasti enggak ikut,” ujar Titi di lokasi simulasi.

Setelah tahapan itu, tim riset akan mengambil sampel swab dari relawan. Hasilnya akan dikirimkan ke laboratorium UNPAD. Proses ini memakan waktu kurang lebih dua hari, karena hasil dari pemeriksaan PCR tidak bisa langsung diketahui seketika itu juga.

“Makanya setelah selesai PCR-nya, pada visit 1 (V1), kita sudah memberikan hasil, kalau hasil PCR-nya positif dia tidak bisa ikut, karena dia kan pasti terinfeksi, kalau misalnya negatif, di V1 itu rencananya dia akan dilakukan vaksinasi,” ucap Titi.

Sebelum diberi vaksin pada V1, pemeriksaan fisik, tensi darah dan rapid test akan dilakukan untuk memastikan kondisi relawan benar-benar sehat dan memenuhi kualifikasi. Setelah itu relawan akan menandatangani surat pernyataan kesediaan divaksinasi.

“Mulai disuntik V1 itu, karena setiap suntikan kan terdapat reaksi, ya reaksi-reaksi itu juga akan terjadi antara 30 sampai 40 menit, makanya tadi kan ada tempat untuk observasi, 30-40 menit setelah suntikan, kalau memang aman dan tidak ada gejala apapun baru boleh pulang,” kata Titi.

Pada simulasi, detikcom melihat ada enam ruang dengan sekat tirai. Tirai pertama dan kedua merupakan tempat pengambilan sampel swab dan rapid test. Kemudian tirai ketiga dan keempat pemeriksaan fisik, lalu pada tirai kelima merupakan ruang vaksinasi. Kemudian terakhir, ruang observasi relawan yang telah mendapatkan suntik vaksin.

Setelah itu, relawan akan diminta untuk datang kembali dua minggu setelah diberi suntik vaksin pertama. Pada Visit 2 (V2), relawan akan diberikan vaksin yang kedua, tentunya setelah melewati pemeriksaan fisik terlebih dahulu.

“Lalu dipesankan, untuk datang pada kunjungan-kunjungan berikutnya, ada V2, V3, V4, Pada Visit kedua, dua minggu setelah Visit pertama, itu dikasih vaksinasi kedua,” ucapnya.

“Yang diawasi apa saja? Jadi sudah dijelaskan kepada subjek, jika ada reaksi apapun, orang jadi pegel atau apa, bisa melaporkan kepada petugas, karena panjang, kita juga kan belum bisa memastikan, mungkin orang punya kekebalan pas pertama tapi dalam perjalanan ada gejala-gejala muncul, pilek, batuk, sakit tenggorokan, seperti gejala COVID-19 harus melapor ke site atau lokasi dia direkrut, pada subjek akan kita lakukan swab lagi, gejala covid atau bukan, kalau covid harus istirahat dulu,” imbuhnya.

Ditargetkan hasil uji klinis ini akan terlihat pada awal 2021 mendatang. Bila hasilnya baik, vaksin COVID-19 ini akan diproduksi oleh Biofarma dengan pengawasan dari BPOM.


Terima kasih telah membaca artikel

Uji Klinis Vaksin Corona Sinovac Dimulai 11 Agustus, Begini Alurnya