Uji Klinis Belum Selesai, Negara Ini Sudah Borong 134 Juta Vaksin COVID-19

Jakarta

Vaksin diyakini sebagai cara yang efektif untuk mengakhiri pandemi COVID-19. Karenanya, banyak negara yang tak segan memborong vaksin COVID-19 bahkan sebelum vaksin tersebut selesai uji klinis.

Seperti yang dilakukan Australia yang telah meneken perjanjian untuk mengamankan 50 juta dosis vaksin COVID-19 dengan dua perusahaan pengembang vaksin, Novavax dan Pfizer/BioNTech.

Dalam perjanjian tersebut, Novavax akan memasok 40 juta dosis vaksin dan Pfizer-BioNTech akan menyediakan 10 juta dosis. Jika ‘terbukti aman dan efektif’, vaksin diharapkan tersedia di Australia dari awal hingga pertengahan 2021.

Perjanjian tersebut menandakan Australia telah mengamankan akses ke 134 juta dosis vaksin potensial dari empat perusahaan yang berbeda. Total dana yang dikeluarkan sekitar US$ 3,2 miliar atau setara dengan Rp 46 triliun.

Hanya saja pembelian vaksin tersebut dikritik oleh salah satu member parlemen Australia, Chris Bowen, dengan alasan Australia tidak memiliki kapasitas untuk menyimpan vaksin mRNA pada suhu yang sangat rendah seperti yang disyaratkan.

“Saat ini kami tidak memiliki kapasitas. Jadi meskipun (vaksin) sudah siap besok, kami tidak bisa menggunakannya,” kata Bowen dikutip dari ABC News.

Awal tahun ini, Pemerintah Australia menandatangani kesepakatan untuk mendapatkan 33,8 juta dosis vaksin AstraZeneca/Oxford University dan 51 juta dosis vaksin CSL/University of Queensland.


Terima kasih telah membaca artikel

Uji Klinis Belum Selesai, Negara Ini Sudah Borong 134 Juta Vaksin COVID-19