Jakarta –

Seiring lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, suara sirine ambulans kian sering terdengar. Di samping munculnya simpang siur ambulans kosong berseliweran dan komplen warga soal riung sirine, banyak yang bertanya, mengapa ambulans COVID-19 seringkali 2 mobil berjalan berbarengan?

Seorang driver ambulans, Antonius menjawab pertanyaan netizen. Melalui utas di Twitter ia meluruskan, ambulans kosong membunyikan sirine ketika dalam perjalanan ke rumah pasien COVID-19. Dengan membunyikan sirine, warga di lokasi korban diharapkan membantu agar ambulans sesegera mungkin tiba di rumah pasien.

Kenapa harus beriringan?

Antonius meluruskan, ambulans yang berjalan berbarengan bukan bertujuan menakut-nakuti warga. Melainkan, disebabkan ada 3 tim untuk pemulasaran jenazah, pembersihan jenazah, dan dekontaminasi lingkungan yang membutuhkan angkutan lebih dari 1 mobil ambulans.

“Ketika ada panggilan untuk menyucikan atau memandikan jenazah COVID di rumah warga, kami membawa tiga tim. Tim satu adalah tim pemulasaraan jenazah, yang mengkafani dan membersihkan jenazah. Tim kedua adalah tim pemakaman. Satu lagi tim dekontaminasi lingkungan yang bertugas menyemprotkan bahan sterilisasi di sekitar rumah dan di pemakaman,” terang Antonius, dikutip dari akun Twitter atas izin yang bersangkutan, Minggu (18/7/2021).

“Ketika jenazah sudah masuk peti dan siap dimakamkan, hanya seorang driver ambulance dan si jenazah saja yang boleh ada di ambulans. Kru lain tidak boleh masuk. Maka dia harus sempit-sempitan di dalam ambulans kedua,” terangnya.

Ia menegaskan, ambulans bukanlah gagah-gagahan, melainkan kebutuhan. Sopir ambulans yang bertugas kini pun bukan sopir ambulans asli, melainkan para relawan yang mengajukan diri membantu kerja ambulans di tengah meningkatnya kebutuhan.

“Perlu Anda ketahui pula bahwa sopir ambulans yang bertugas saat ini BUKAN sopir ambulance asli. Mereka adalah relawan yang aslinya mungkin dosen, karyawan, ustadz, mas-mas satgas, dan sebagainya,” kata Antonius.