Tentang Indonesia Memanggil, Cara KPK Rekrut Pegawai Antikorupsi

Jakarta

Alih status pegawai KPK sebagai aparatur sipil negara atau ASN sebagai amanah dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 hasil revisi menuai polemik. Dulu revisi UU itu KPK memiliki cara sendiri merekrut pegawai-pegawainya yaitu melalui ‘Indonesia Memanggil’.

Mantan Juru Bicara KPK, Febri Diansyah membagikan pengalamannya ketika mengikuti seleksi Indonesia Memanggil untuk menjadi bagian dari KPK. Febri menyampaikan itu pada akun Twitter resminya.

“Dulu seleksi masuk KPK disebut INDONESIA MEMANGGIL. Ya, karena kami yang ikut seleksi merasa terpanggil untuk berbakti pada INDONESIA,” tulis Febri dalam akun Twitternya, seperti dilihat Jumat (7/5/2021).

Febri lulus Indonesia Memanggil angkatan 7 (IM-7). Febri lulus pada tahun 2013 bersama 159 pegawai lainnya.

“Seluruh tes sebelum tahap wawancara unit kerja dilakukan oleh konsultan independen yang berpengalaman melakukan tes serupa untuk sjumlah lembaga negara/swasta,” tutur Febri.

Berikut tahapan proses seleksi Indonesia Memanggil:

– Tahap 1, seleksi administrasi
Febri mengatakan pada tahap administasi ini ada beberapa pertanyaan tentang pondasi integritas dan motivasi si pelamar masuk KPK.

– Tahap 2, tes potensi
Menurut Febri pada tahap kedua ini para pelamar ini diberi pertanyaan tidak jauh dengan tes CPNS. Tes ini juga disebut sangat berat.

“Kalau melihat tes masuk PNS, ada beberapa soal yang mirip. Tapi saya merasakan tesnya sangat berat hari itu. Selain menguji potensi IQ juga kesabaran dan konsistensi,” ungkapnya.

– Tahap 3, tes kompetensi

Tes kompetensi, kata Febri, sesuai bidang masing-masing dan pengetahuan umum tentang berbangsa dan bernegara, hukum dan pemberantasan korupsi. “Karena saya melamar sebagai penyelidik, ada juga pertanyaan tentang audit,” sebut Febri.

Dalam tes kompetensi ini ada bagian wawancara dengan konsultan. Febri mengatakan pertanyaan dalam wawancara ini adalah pertanyaan mendalam tentang integritas dan independensi.

“Termasuk pertanyaan, apa yang akan anda lakukan jika tahu atasan salah? Saya jawab, saya akan ingatkan dengan cara yang tepat,” jelasnya.

“Saya juga ditanya, situasi apa yang paling sulit ketika harus memilih kepentingan pribadi dengan kepentingan pelaksanaan tugas. Hingga terkait kepemimpinan tim dan pengambilan keputusan. Saya memahami, ini pertanyaan sangat penting karena terkait aspek kepemimpinan dan konflik kepentingan,” imbuhnya.

– Tahap 4, tes bahasa Inggris.

Lalu, ada juga sesi Leaderless Group Discussion membahas tentang nilai-nilai dasar antikorupsi seperti kejujuran. Serta bagaimana membangun prinsip antikorupsi dalam kehidupan masyarakat hingga bernegara.

– Tahap 5, tes kesehatan

Tahapan seleksi pegawai KPK, kata Febri, panjang dan seleksinya ketat. Setelah tahapan 1 sampai 4, mereka yang diterima melanjutkan tes kesehatan.

Setelah seluruh tahapan dilalui, yang lolos seleksi dipanggil wawancara dengan unit kerja. Calon pegawai yang lolos tahap wawancara kerja ini berarti telah memenuhi kompetensi dasar, tinggal kecocokan dengan pelaksanaan tugas unit masing-masing.

Febri saat itu lolos bersama 160 orang lainnya. Setelah lolos, Febri bersama 160 orang itu kemudian mengikuti program yang disebut ‘Induksi Pegawai KPK’.

Dalam kegiatan itu Febri diberikan berbagai materi fisik, disiplin, aspek kebangsaan dan cinta Tanah Air, hingga materi-materi intelijen dan hukum.

Ada pula pengalaman lain yang disampaikan lulusan Indonesia Memanggil yaitu Johan Budi SP. Mantan Pimpinan KPK itu merupakan lulusan Indonesia Memanggil angkatan pertama.

Selanjutnya pengalaman Johan Budi >>>

Terima kasih telah membaca artikel

Tentang Indonesia Memanggil, Cara KPK Rekrut Pegawai Antikorupsi