Pantesan Pada Ogah Punya Bayi, Biaya Besarkan Anak di China Termahal di Dunia

Jakarta

China rupanya menjadi salah satu negara termahal di dunia dalam persoalan membesarkan anak. Sebuah lembaga terkemuka di China merinci waktu, biaya, dan peluang bagi perempuan yang memilih untuk memiliki anak di negara tersebut.

Biaya membesarkan anak hingga mereka berusia 18 tahun relatif terhadap produk domestik bruto (PDB) per kapita adalah sekitar 6,3 kali lipat di China dibandingkan 2,08 kali lipat di Australia, 2,24 kali lipat di Prancis, 4,11 kali di AS, dan 4,26 kali lipat di Jepang, menurut sebuah laporan Institut Penelitian Populasi YuWa yang berbasis di Beijing.

Membesarkan anak juga menyebabkan berkurangnya jam kerja dan tingkat upah perempuan, sementara mata pencaharian laki-laki sebagian besar tidak berubah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena lingkungan sosial di China saat ini tidak ramah terhadap kesuburan perempuan, biaya, waktu, dan peluang bagi perempuan untuk memiliki anak terlalu tinggi,” kata laporan yang ditulis bersama oleh Liang Jianzhang, pendiri situs perjalanan online Ctrip dan juga pendiri institut YuWa.

“Alasan-alasan seperti tingginya biaya melahirkan dan kesulitan bagi perempuan untuk menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan, rata-rata kesuburan masyarakat China hampir merupakan yang terendah di dunia.”

Laporan ini muncul setelah populasi China turun selama dua tahun berturut-turut pada 2023 dengan jumlah kelahiran baru turun menjadi sekitar setengah dari jumlah kelahiran pada 2016.

Semakin banyak perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak karena tingginya biaya perawatan anak dan keengganan untuk menikah atau menunda karier mereka, diikuti diskriminasi gender yang masih merajalela.

Perempuan umumnya mengalami pengurangan 2.106 jam kerja ketika mengasuh anak berusia 0-4 tahun dan menghadapi perkiraan kehilangan upah sebesar 63.000 yuan atau sekitar Rp 136 juta pada periode tersebut.

Memiliki anak juga akan menyebabkan penurunan upah perempuan sebesar 12-17 persen, demikian catatan laporan tersebut. Waktu luang akan dikurangi sebesar 12,6 jam untuk ibu dengan satu anak berusia 0-6 tahun dan 14 jam untuk dua anak.

“Ada kebutuhan mendesak di tingkat nasional untuk memperkenalkan kebijakan mengurangi biaya melahirkan anak sesegera mungkin,” kata YuWa.

Seperti subsidi tunai dan pajak, peningkatan layanan penitipan anak, cuti melahirkan dan cuti ayah yang setara, akses terhadap pengasuh anak asing, memungkinkan kerja yang fleksibel dan memberikan hak reproduksi sama kepada perempuan lajang seperti perempuan yang sudah menikah.

“Langkah-langkah tersebut bersama-sama dapat meningkatkan kelahiran baru menjadi sekitar 3 juta,” kata laporan itu.

Pada 2023, tingkat kesuburan warga China hanya akan berada pada angka 1,0, salah satu yang terendah di dunia.

“Jika tingkat kesuburan yang sangat rendah saat ini tidak dapat ditingkatkan, populasi China akan menurun dengan cepat dan menua, yang akan berdampak negatif pada inovasi dan kekuatan nasional secara keseluruhan,” katanya.

Terima kasih telah membaca artikel

Pantesan Pada Ogah Punya Bayi, Biaya Besarkan Anak di China Termahal di Dunia