Kencangkan Ikat Pinggang, Ericsson Terpaksa Pangkas 1.200 Karyawan

– Ericsson mengungkapkan rencana untuk mengurangi jumlah staf di Swedia sebanyak 1.200 orang. Pengurangan karyawan merupakan bagian dari upaya pengurangan biaya yang lebih luas sebagai respons terhadap kondisi pasar yang terus menantang.

Dalam sebuah pernyataan, vendor yang berbasis di Stockholm itu, menyuarakan kekhawatiran tentang perkiraan kinerja pasar jaringan seluler pada 2024 dengan “kontraksi volume lebih lanjut karena pelanggan tetap berhati-hati”.

Ericsson beralasan langkah pemangkasan karyawan, sejalan dengan upaya perusahaan “mengelola volume yang lebih rendah”.

Ericsson mencatat bahwa pihaknya telah memulai negosiasi dengan serikat pekerja mengenai kerugian tersebut.

Vendor juga mengumumkan langkah-langkah lain yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional akan terus berlanjut sepanjang tahun.

Hal ini terjadi setelah pemerintah mempercepat upaya pengurangan biaya overhead pada Desember 2022 dan pengumuman pada Februari 2023 mengenai pengurangan 1.400 pekerjaan di Swedia.

Selain kehilangan 1.200 karyawannya di Swedia, vendor jaringan telekomunikasi yang kini dipimpin oleh Borje Ekholm itu, juga berharap dapat memangkas biaya overhead akibat perampingan dan pengurangan penggunaan konsultan.

Meski demikian, perusahaan ini bertujuan untuk mempertahankan investasi yang dianggap penting bagi kemajuan teknologinya.

Dalam beberapa bulan terakhir, para eksekutif Ericsson sering mengeluhkan keadaan pasar RAN dan CEO Borje Ekholm pada bulan Januari memperkirakan akan ada penurunan pasar lebih lanjut di luar China pada 2024.

Baca Juga: Ericsson Tunjuk Andres Vicente sebagai Nahkota Asia Tenggara, Oseania dan India

Menurut laporan tahunan perusahaan pada 2023, jumlah karyawan globalnya berkurang lebih dari 5.500 menjadi 99.952 orang, dan penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh aktivitas pengurangan biaya.

Untuk diketahui, di tengah kerasya persaingan dengan  vendor sejenis dan permintaan yang cenderung menurun, kinerja Ericsson masih belum stabil. Perusahaan melaporkan keuangan setahun penuh yang suram pada 2023.

Tercatat pendapatan organik turun 10% menjadi 263,4 miliar krona Swedia (SEK) ($25,2 miliar ) dan laba sebelum bunga, pajak dan amortisasi (EBITA) turun sebesar 49% menjadi SEK14,9 miliar ($1,43 miliar).

Ericsson menyebutkan berkurangnya belanja perusahaan telekomunikasi AS secara signifikan sebagai penyebab utama penurunan tersebut.

Vendor tersebut juga melaporkan kerugian bersih sebesar SEK26,1 miliar ($2,5 miliar) sepanjang 2023.

Sejatinya, ini bukan kali pertama Ericsson melakukan PHK. Sebelumnya, PHK massal terjadi pada 2017. Perusahaan memangkas ribuan karyawan dan fokus pada penelitian untuk menarik perusahaan keluar dari kerugian.

Langkah PHK menempatkan Ericsson pada barisan perusahaan teknologi yang terpaksa merampingkan jumlah karyawan.

Seperti Meta, Microsoft, Google Alphabet, Yahoo, Amazon, Twitter, Tencent, JD.Com, Netflix, SalesForce, dan lainnya. Melesunya perekonomian dunia karena meningkatnya inflasi, berdampak pada anjloknya pertumbuhan pendapatan. Agar tidak membebani kinerja, langkah PHK tidak terhindarkan.

Baca Juga: Laba Bersih Anjlok Tajam, Ericsson Keluhkan Rendahnya Belanja Operator Bangun Jaringan 5G

Terima kasih telah membaca artikel

Kencangkan Ikat Pinggang, Ericsson Terpaksa Pangkas 1.200 Karyawan