WHO: RS di Gaza Hancur Jadi Abu, Kini Bak Cangkang Kosong Penuh Mayat

Jakarta

Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan 200 mayat di kompleks medis ditemukan dalam tiga hari terakhir, hingga Senin (22/4/2024). Pasukan Israel disebut telah membunuh dan menguburkan jenazah tersebut di RS Khan Yunis, tanpa diketahui sebelumnya.

Mahmud Bassal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, mengatakan kepada AFP beberapa jenazah yang ditemukan sudah membusuk.

“Ada kesulitan dalam proses mengidentifikasi mereka, tetapi upaya pertahanan sipil terus dilakukan,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ismail al-Thawabta, kepala kantor media pemerintah Hamas di wilayah Palestina, mencatat angka persisnya jumlah jasad yang ditemukan adalah 283 jenazah.

“Kami menemukan kuburan massal di dalam Kompleks Medis Nasser, berisi orang-orang yang dibunuh oleh tentara pendudukan (Israel),” kata Thawabta kepada AFP.


ADVERTISEMENT

“Kami menuntut penyelidikan internasional untuk menyelidiki secara dekat kejahatan terhadap warga sipil, anak-anak, dan perempuan,” katanya.

Muhammad al-Mughayyir, pejabat senior di badan pertahanan sipil, juga membenarkan penemuan mayat di fasilitas tersebut dan mengatakan pekerjaan untuk mengambil sisa jenazah akan berlanjut hingga Kamis. Pertempuran sengit terjadi pada pertengahan Februari di area rumah sakit Nasser dan tank serta kendaraan lapis baja Israel mengepungnya pada 26 Maret.

Rumah sakit di Gaza tidak luput dari serangan Israel terhadap Hamas, yang menguasai Jalur Gaza. Militer Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dan fasilitas medis sebagai pusat komando dan menyandera para sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober. Hamas membantah tuduhan tersebut.

RS Lenyap Bak ‘Abu’, Banyak Jasad Hanya Terkubur Sebagian

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada tanggal 6 April bahwa rumah sakit terbesar di wilayah Palestina, Al-Shifa di Kota Gaza, telah hancur menjadi abu akibat pengepungan Israel bulan lalu, meninggalkan cangkang kosong yang berisi banyak mayat. Staf WHO yang mendapatkan akses ke fasilitas hancur tersebut menggambarkan pemandangan mengerikan dari jenazah yang hanya terkubur sebagian, anggota tubuh mereka yang menonjol, dan bau busuk yang menyengat.

Israel terlibat dalam serangan militer besar-besaran terhadap militan Hamas di Gaza setelah kelompok militan tersebut melancarkan serangan terhadap komunitas Israel selatan pada 7 Oktober.

Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini mengakibatkan kematian 1.170 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel. Sekitar 250 orang diculik ke Gaza selama serangan itu, 129 di antaranya masih ditawan, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel tewas. Serangan balasan Israel sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 34.151 orang di Jalur Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Di Jenewa, seorang pakar PBB mengatakan pada hari Senin bahwa perang Israel di Gaza sejak awal merupakan perang terhadap hak atas kesehatan dan telah melenyapkan sistem kesehatan wilayah Palestina.

Tlaleng Mofokeng, pelapor khusus PBB untuk hak atas kesehatan mengaku miris.

Hanya beberapa hari setelah perang yang berkecamuk di Gaza sejak serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel pada 7 Oktober, infrastruktur medis mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, katanya kepada wartawan di Jenewa.

Di tengah pemboman Israel yang tak henti-hentinya terhadap Gaza, para penyedia layanan kesehatan selama berbulan-bulan bekerja dalam kondisi mengerikan dengan akses yang sangat terbatas terhadap pasokan medis.

“Ini merupakan perang terhadap hak atas kesehatan sejak awal,” kata Mofokeng, yang merupakan pakar independen yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB namun tidak berbicara atas nama PBB.

Terima kasih telah membaca artikel

WHO: RS di Gaza Hancur Jadi Abu, Kini Bak Cangkang Kosong Penuh Mayat