WHO Tagih Data COVID-19 China, Sentil soal Jumlah Kematian

WHO Tagih Data COVID-19 China, Sentil soal Jumlah Kematian

Jakarta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa China masih belum melaporkan data pasti jumlah kematian COVID-19 akibat gelombang infeksi yang baru-baru ini terjadi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China hanya melaporkan 37 kematian sejak kebijakan zero-COVID yang dicabut pada 7 Desember. Sehingga total kasus kematian di China mencapai 5.272 kasus sejak awal pandemi.

Namun, menurut data dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, China telah mencatat hampir 18.000 kematian sejak pandemi dimulai.


“WHO masih percaya bahwa kematian sangat tidak dilaporkan dari China, dan ini terkait dengan definisi yang digunakan,” beber direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan, dalam konferensi pers di Jenewa.

“Tetapi juga dengan kebutuhan dokter dan mereka yang melapor dalam sistem kesehatan masyarakat untuk didorong untuk melaporkan kasus ini dan tidak putus asa,” sambungnya yang dikutip dari laman ABC, Jumat (13/1/2023).

Ryan mengatakan ia mengapresiasi langkah China untuk mengurangi beban penyakit, termasuk memberikan antivirus di awal infeksi, dan memperluas jumlah tempat tidur di unit perawatan intensif.

Tetapi, ia masih terus menyerukan agar China lebih banyak melakukan pelaporan terkait kasus COVID-19 di negaranya.

“Kami bekerja lebih dekat dengan rekan-rekan kami di China untuk mencoba dan memahami lebih baik dinamika transmisi. Tetapi, kami masih belum memiliki informasi yang memadai untuk membuat penilaian risiko yang komprehensif secara menyeluruh,” jelasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

WHO Tagih Data COVID-19 China, Sentil soal Jumlah Kematian