Kopi Cold Brew Kini Jadi Identitas Pencinta Kopi Sejati

IDRTimes – Bagi sebagian para pencinta kopi, tak cukup hanya segelas kopi susu atau secangkir kopi hitam biasa. Atau mungkin jenis kopi lain, seperti cappucinno, macchiato, espresso, frapuccino, dan lain-lain. Selain itu, ada satu cara menikmati kopi, yaitu dengan ‘cold brew’. Kopi cold brew kini jadi identitas pencinta kopi sejati.

Jika biasanya penjual kopi menjual kopi plus susu dengan harga dibawah Rp 20.000, maka kini hal tersebut dianggap agak kurang bergengsi. Sebagai pencinta kopi sejati, banyak pencinta kopi telah beralih ke cold brew.

Apa Itu Kopi Cold Brew?

Cold brew sebenarnya sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Namun karena menjamurnya kopi spesialiti serta third wave coffee bar, banyak orang mulai memikirkan cara untuk membuat kopi lebih berbeda.

Kopi dengan teknik ini dideskripsikan dengan rasa yang kuat, tapi tak terlalu asam dan nyaman di lidah. Cold brew tak ada hubungannya dengan dengan ice coffee. Karena cold brew sendiri tidak terbuat dari air kopi yang kemudian diberi es batu dan susu.

Cold brew menggunakan alat dengan tiga tabung yang bertumpuk ke atas, mirip dengan Vietnam drip. Bubuk kopi kemudian ditempatkan di bawah tabung air yang perlahan-lahan menetes dan memproduksi konsentrat kopi.

Proses tersebut memakan waktu kurang lebih 24 jam. Konsentrat kopi kemudian dicampur dengan 50 persen air di keesokan harinya, dan biasanya disajikan dingin karena rasa pahit yang sangat kuat. Walaupun mulai populer kembali, ternyata masyarakat Jepang sudah mengenal teknik pembuatan kopi cold brew selama ratusan tahun, dimana dulunya dikenal dengan nama Kyoto Coffee.

Baca juga: Kapan Kira-kira Waktu yang Paling Pas untuk Menikmati Kopi?

Teknik Kopi Cold Brew yang Kembali Populer

Kyoto Coffee bisa dibilang menjadi tren awal pembuatan kopi cold brew. Tapi, cold brew mulai populer sejak tahun 1600-an, yang dulunya diperkenalkan oleh pedagang asal Belanda yang melakukan perjalanan ke Indonesia. Dan di Indonesia, teknik seduh kopi ini juga dikenal dengan nama Dutch Coffee.

Untuk mengumpulkan konsentrat kopi dalam jumlah banyak, memang dilihat sebagai cara yang jauh lebih mudah dan praktis oleh masyarakat Belanda pada saat itu. Karena dengan cara tersebut, kopi bisa diolah beberapa hari berikutnya untuk dijadikan minuman panas atau dingin.

Selain unik, produk hasil cold brew ini juga memang mempunyai rasa berbeda daripada kopi biasa yang mempunyai rasa asam. Biji kopi yang sudah dipanggang terlihat memiliki beberapa minyak dan asam lemak, yang memang hanya bisa larut dengan suhu panas.

Dengan cold brew, air dingin tersebut melakukan proses ‘memasak’ bubuk kopi dan mengekstrak kandungan rasa serta kafein dari biji kopi. Namun cara ini juga akan meninggalkan minyak pahit, asam lemak, dan elemen lain seperti keton, ester, dan amid. Banyak orang juga terkadang menambahkan susu dan es batu ke dalam kopi ini akibat rasa yang pahit.

Kini juga banyak kafe-kafe yang mulai memakai teknik cold brew. Bahkan di Inggris, kopi tersebut sudah mulai berani dijual dalam bentuk kemasan. Bahkan tahun 2014, North Tea Power di Manchester, sukses untuk menjual 200 botol dengan harga Rp 68.000 per botol.

Sudah Mulai Tersedia di Gerai-gerai Kopi di Indonesia

Konon, pencinta kopi kini lebih merasa bangga jika menikmati kopi cold brew daripada frapuccino maupun kopi susu lain yang kekinian. Mungkin hanya sekedar ikut tren, atau memang menjadi penanda seseorang pencinta kopi. Kopi single origin dan special blend lebih menjadi pilihan para pencinta kopi.

Sebelumnya, orang-orang harus menunggu hingga berjam-jam untuk menikmati kopi cold brew. Tapi tidak untuk saat ini. Kafe-kafe lokal yang terdapat di kota-kota besar Indonesia sudah mulai menyediakan kopi ini dalam kemasan botol. Memang terkadang tak banyak stok yang mampu dijual akibat dari proses penyeduhan yang memerlukan waktu lama.

Kemasannya pun beragam. Botol kaca berwarna putih bening atau cokelat, cembung atau pipih, serta sudah dilengkapi dengan tutup ulirnya. Terkadang langsung  disimpan dalam cooler atau lemari pendingin, dan disajikan menggunakan gelas tinggi atau mason jar.

Jika akan minum, cukup dituang dalam gelas pendek dan diteguk. Lebih baik tanpa tambahan gula. Rasa dingin serta rasa kurang asam ditambah aroma kafein yang lebih kuat, membuat kopi ini digemari banyak orang.

Khususnya Bali. Kopi cold brew digunakan untuk menarik wisatawan. Kopi Seniman di kawasan padat wisman, Ubud, selalu menyediakan berbagai macam jenis kopi, termasuk cold brew.

Minuman Paling Tren di Google, Selain Matcha dan Jahe

Mungkin ada ribuan jenis minuman yang ada di dunia yang mana akan selalu bertambah setiap waktunya. Di tahun 2017, mesin pencari Google juga sempat melakukan rekapitulasi pencarian, untuk mengetahui kira-kira minuman apa yang menjadi tren saat ini.

Tren minuman tersebut berfokus pada minuman khusus non alkohol yang tersebar di A.S, Inggris, Meksiko, dan Spanyol. Laporan Google itu juga berkaitan dengan tren video Youtube tentang minuman yang sedang digandrungi, serta sebuah survei terhadap sekitar 1000 orang mencakup bagaimana tren ini terwujud dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Minuman yang memiliki proses khusus, seperti cold brew, nitro coffee, dan raw juice menurut Google adalah tren minuman yang sedang booming saat ini. Orang bahkan sering mencari cold brew, yang mulai populer di tahun 2015. Menurut survei, orang lebih menyukai cold brew dibandingkan dengan kopi tradisonal, yang ditengarai oleh tingkat keasaman cold brew itu sendiri, yang membuat rasanya menjadi tidak terlalu asam dan lebih mudah dibuat.

Di Amerika Serikat, orang lebih memilih minuman yang bersifat ‘earthy’, di mana orang lebih banyak menikmati minuman yang juga menggabungkan rasa seperti matcha, chamomile, kunyit, jahe. Kombucha dan teh hijau menjadi minuman favorit. Dandelion serta peterseli banyak digunakan dalam minuman tersebut, namun masyarakat di Inggris dan AS lebih banyak mencari kombucha.

Jahe mulai muncul dalam mesin pencarian minuman di Google sekitar tahun 2012, dan menjadi salah satu pertumbuhan tren paling cepat. Pencarian kata jus jahe, infus jahe, air jahe meningkat sebesar 79 persen dari tahun ke tahun.

Teh dan latte matcha juga sangat populer di AS. Matcha diketahui mampu mengalami tingkat pertumbuhan pencarian sebanyak 202 persen dari tahun ke tahun. Matcha juga bahkan sering dimasukkan ke dalam makanan penutup, selain untuk minuman, seperti kue, kue kering dan es krim dari tahun ke tahun, dalam tingkat pencarian 62 persen.

Tidak ada keanehan dari hasil pencarian yang dilakukan oleh Google tersebut. Baik jahe dan matcha, memang diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti mampu menurunkan berat badan, serta mengandung antioksidan dan bisa juga digunakan untuk meningkatkan metabolisme tubuh.

Kopi Cold Brew Kini Jadi Identitas Pencinta Kopi Sejati

Dan selain jenis-jenis minuman yang telah dijelaskan, ternyata orang-orang juga masih tertarik dengan air. Banyak orang yang masih ingin tahu seberapa aman dan bersihnya air yang telah mereka minum. Mereka juga lebih banyak minum air premium, yang berisi air alkali serta air mineral. Pencarian pun meningkat 82 persen untuk ’botol air mewah yang tidak terkontaminasi bakteri’.

Terima kasih telah membaca artikel

Kopi Cold Brew Kini Jadi Identitas Pencinta Kopi Sejati