Sindikat Mafia Italia Anggap Pengadilan di Jerman Sekadar Lelucon

Jakarta

Empat belas terdakwa menghadapi serangkaian dakwaan di pengadilan kota Dsseldorf, Jerman, terutama terkait dengan perdagangan dan penjualan kokain. Lebih dari setengah ton kokain, tepatnya 680 kilogram, disebutkan disebar para terdakwa dengan harga jual sampai 36.000 euro per kilogram.

Lima terdakwa dicurigai sebagai anggota aktif sindikat Ndrangheta, semua 14 terdakwa tinggal di Nordrhein-Westfalen (NRW), negara bagian dengan penduduk terpadat di Jerman. Bukti-bukti menunjukkan, Ndrangheta beroperasi sebagai pemberi kerja internasional: warga Italia, Jerman, Belanda, Turki, Maroko dan Portugal bekerja untuk sindikat mafia itu, termasuk tenaga penerjemah berbahasa Italia, Belanda, dan Turki.

Sebagian besar terdakwa diduga tidak akan mengatakan apa-apa, sesuai aturan mafia Omerta, yang artinya tutup mulut dan tidak memberi keterangan tentang organisasi bawah tanah itu. Namun jaksa penuntut berharap, akan ada saksi kunci yang mau melanggar tradisi itu dan menjadi saksi mahkota.

Hampir 4 ton kokain disita di Belanda sebagai bagian dari “Operasi Pollino” yang digelar di seluruh Eropa dan menargetkan sindikat Ndrangheta dalam aksi penggerebekan besar-besaran pada Desember 2018.

Pandemi menghadirkan peluang

Namun pandemi virus corona kemungkinan akan memperlambat proses pengadilan atas kasus kejahatan terorganisir itu. Ibu salah satu terdakwa diberitakan mengidap Covid-19, sehingga terdakwa harus ikut mengisolasi diri selama dua minggu, meski dia sudah dites negatif Covid-19. Hakim kemudian memutuskan bahwa hanya bisa dijalankan, jika seluruh 14 terdakwa dapat dihadirkan. Proses pengadilan kemudian dijadwalkan untuk dilanjutkan pada 24 Oktober mendatang, kecuali kalau ada kasus Covid-19 lain yang muncul di salah satu keluarga.

Dengan mengerahkan sekitar 40 orang pengacara yang membela para terdakwa, kemungkinan Ndrangheta bisa mengusahakan pembebasan bersyarat untuk beberapa terdakwa, kata David Schraven, jurnalisme investigasi Jerman dan penulis buku terlaris tentang kegiatan mafia di Jerman yang terbit tahun 2017. Dia mengarakan, kemungkinan para terdakwa hanya ditahan empat tahun, lalu dibebaskan bersyarat.

“Mereka pasti akan mencoba melakukan segala cara yang bisa menghambat proses (pengadilan,” kata David Schraven kepada DW. “Mencoba menunda persidangan yang sekarang, sehingga kemungkinan (proses pengadilan) membutuhkan waktu 18 bulan sebelum ada putusan.”

Para terdakwa terutama terlibat dalam perdagangan narkoba dari pelabuhan utama Belanda di Amsterdam, Rotterdam dan Antwerpen, sampai ke perusahaan samaran di Jerman, seringkali berupa restoran atau kedai es krim Italia. Negara bagian NRW dianggap sebagai wilayah yang strategis dan penting karena lokasinya yang bertetangga dengan Belanda dan Belgia.

Sistem pengadilan Jerman hanya “lelucon”

“Sistem pengadilan Jerman adalah lelucon saja bagi kelompok mafia. Mereka memang memperhitungkan itu, dan mereka berharap bisa menghadapi persidangan dan bahkan hukuman. Karena sanksi hukuman di Jerman dianggap sangat ringan. Mafia tidak terganggu dengan ancaman sanksi humum itu,” jelas David Schraven. “Dengan sedikit keberuntungan, mereka bahkan mungkin hanya dibui tiga tahun.”

Selain mendominasi perdagangan kokain Eropa, Ndrangheta juga merupakan pemimpin pasar narkoba ilegal di Jerman. Dinas Kriminal Jerman memperkirakan, ada 585 orang ynag menjadi anggota sindikar kejahatan terorganisir Italia di Jerman, 344 orang diyakini sebagai anggota Ndrangheta. Dua kelompok Italia lainnya yang cukup besar adalah sindikat Cosa Nostra dari Sisilia dan Camorras dari Campania.

“Jerman merupakan wilayah penting bagi kejahatan terorganisir Italia, karena ekonominya yang kuat, infrastruktur lalu lintasnya baik dan komunitas Italia yang besar,” kata BKA kepada DW dalam tanggapan tertulis. “Jerman digunakan sebagai tempat yang tenang untuk bersembunyi, tetapi juga sebagai wilayah operasi dan investasi.”

David Schraven mengatakan, ada indikasi kuat bahwa Ndrangheta sekarang makin aktif di industri gastronomi. “Saat ini Anda bisa mengamati bagaimana kelompok kejahatan terorganisir membeli sektor gastronomi dalam skala besar karena pandemi corona. Banyak restoran menghadapi keadaan darurat keuangan yang parah, dan (mafia) sekarang bisa membeli seluruh rantai dan rangkaian perusahaan.” Ada restoran yang dijadikan kedok saja untuk bisnis narkoba, ada juga yang beroperasi seperti biasam dengan manajer profesional yang bukan anggota mafia.

(hp/rzn)

(ita/ita)

Terima kasih telah membaca artikel

Sindikat Mafia Italia Anggap Pengadilan di Jerman Sekadar Lelucon