Rusia Kembangkan Drone Peluncur “Electromagnetic Pulse” untuk Lumpuhkan Kawanan Drone

Banyak cara untuk mengeliminasi serangan drone, namun masih diperlukan solusi yang jitu untuk menangkal serangan dari kawanan drone (swarm drone). Melakukan jamming belum tentu efektif, mengingat ada sejumlah drone yang mengudara, dimana ada potensi satu atau dua drone yang mungkin lolos dalam sergapan jamming. Berangkat dari kasus tersebut, Rusia diwartakan tengah mengembangkan drone dengan kemampuan melakukan serangan pulsa elektromagnetik – Electromagnetic Pulse (EMP).
Baca juga: Antisipasi Serangan “Electromagnetic Pulse”, Jepang Bangun Markas Besar Angkatan Darat dan Angkatan Laut di Bawah Tanah
Rusia telah meningkatkan level kemampuan Electronic Warfare-nya dengan mengembangkan drone baru dengan generator EMP onboard yang mampu melumpuhkan kawanan drone. Hal tersebut disebutkan dalam publikasi teknologi Rusia.
Laporan dari Techcult menyebut Moscow Border Institute telah mengembangkan dan mematenkan drone yang memiliki generator elektromagnetik di dalamnya dan memungkinkannya mengenai drone lain serta sistem elektronik lawan. Dalam rancangannya, Moscow Border Institute menyebut drone itu dapat menganani detasemen drone, yang arti detasemen merujuk pada kawanan drone.
Seorang insinyur elektronik dan telekomunikasi yang bekerja di Defense Research Development Organization (DRDO) India mengatakan EMP tidak diragukan lagi dapat melumpuhkan peralatan elektronik dan listrik dalam radius tertentu, termasuk drone swarm. “Sistem Rusia ini dan dapat membawa muatan EMP saat mengudara, dan karenanya, dengan mudah menjatuhkan segerombolan besar drone” katanya.
Perangkat generator EMP pada drone dilepaskan dari tabung silinder. Konfigurasi tersebut sengaja dipilih agar memiliki lebih banyak ruang untuk perangkat EMP bekerja dan penyelamatan drone peluncur dari ancaman atau efek EMP.
Imbas dari serangan EMP, maka menghasilkan medan elektromagnetik intensitas tinggi yang dapat merusak atau mengganggu peralatan elektronik, dalam hal ini termasuk komunikasi dan radar.
Dikutip dari eurasiantimes.com, drone peluncur EMP yang dipatenkan Rusia dilengkapi dengan kamera konvensional dan inframerah (IR) di bagian atas dan bawah. Panel surya terletak di sayap lipat, dan sistem komunikasi dan kontrol, modul navigasi GLONASS, baterai, parasut, dan motor listrik dengan baling-baling dari bilah lipat ada di dalamnya. Di bagian belakang, disediakan blok percepatan untuk bahan bakar padat.
Panel surya membantu mengisi ulang baterai untuk menyalakan sistem kritis, tetapi juga mungkin menunjukkan bahwa daya tahan keseluruhannya mungkin rendah. Profil misi termasuk peluncuran, menemukan drone musuh, sistem komunikasi, dan radar, memancarkan gelombang EMP, dan kembali ke basis.
Apakah ini berarti perangkat EMP adalah muatan yang dapat dilepas, dan drone lengkap adalah pesawat modular dengan arsitektur sistem terbuka yang dapat menukar berbagai modul berdasarkan persyaratan misi, sejauh ini, hal tersebut belum diketahui.
Baca juga: Gagal Tembak Jatuh Drone dan ‘Kehilangan’ Pesawat Tempur, Militer Korea Selatan Mendapat Tamparan Keras
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendorong kemandirian di berbagai bidang, khususnya setelah sanksi Barat yang mencekik akses Rusia ke komponen dasar elektronik dan penerbangan. Sementara ini sanksi memiliki dampak terbatas, dan Rusia masih dapat mengakses perangkat elektronik karena celah perdagangan dan komersial. (Gilang Perdana)