Realme Targetkan Bangun 100 Official Store Di 2021  

Jakarta, – Realme di tahun 2021, mengabarkan akan fokus membangun official store. Hal ini dilakukan guna mengenjot pemasaran perangkat produk artificial intelligence of things (AIoT).

Krisva Angnieszca, PR Manager Realme Indonesia disela  peluncuran realme Watch S Pro menjelaskan, jika  pihaknya menargetkan akan membangun 100 realme Official Store di 2021. “Ini adalah fokus strategi kami tahun ini, memperbanyak official store guna memberi pengalaman untuk produk AIoT yang kami miliki. Masyarakat yang belum faham dan ingin mencobanya, seperti apa fitur active cancelation misalnya, bisa mencoba langsung di experience zone kami,” terang Krisva, Selasa (21/1).

Baca juga: Realme Watch S Pro Resmi Hadir Di Indonesia

Dari sisi penjualan untuk di 2021 khususnya pada produk AIot yang baru realme geluti ini, Krisva menuturkan perusahaan ingin lebih dari tahun sebelumnya, “gambaran besarnya, kami ingin menargetkan sebanyak 30 persen perangkat AIoT, dari penjualan smartphone itu sendiri. Untuk pencapaian official store-nya, sejauh ini sudah ada 24 dari total target di 2021, seluruhnya tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Dan menargetkan 100 toko pada Q1-2021,” sambungnya.

Memang jika dilihat dari segi pengembangan produk AIoT,  realme merupakan salah satu brand yang tampak cukup serius mengarapnya. Dan di 2021, sepertinya brand asal Tiongkok ini bakal lebih agresif.

Sekedar informasi, pada ajang Forum Digital Telco Outlook 2021: ‘Menakar Prospek Bisnis Wearable Device dan IoT Di Indonesia’. Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia menjelaskan, jika smart wearable device di tahun 2021 akan tumbuh potensial, karena diperediksi setiap tahunya perangkat cerdas itu tumbuh 30 persen.

Baca juga: Smartwacth Fitbit Akan Hadir dengan Monitor Denyut Jantung dan GPS

“Tahun depan diperkirakan akan ada 30 juta smartphone baru diluncurkan, kemudian di setiap peluncuranya juga didampingi wearable sebagai perangkat IoT yang terbubung ke ponsel pintar, dan jumlah dari wearable itu pasti lebih banyak dari ponselnya. Hal ini juga memperkuat keyakinan kita jika penetrasi wearable di tanah air, dan perangakat IoT pada umumnya akan tumbuh positif kedepan,” terang Teguh.

Kendati potensial Teguh melihat keberadaan perangkat smart wearable di Indonesia masih terganjal sejumlah tantangan. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan berdasarkan survei Statista (2019) bahwa kebanyakan warebales, khususnya smartwatch dikenakan oleh mereka yang berada di umur 25-44 (69%), diatasnya yaitu umur 55 tahun memakai tracker band.

Baca juga: ASIOTI: Telekomunikasi dan Media Puncaki Penetrasi IoT di Indonesia Tahun Ini

“Menjadi menarik, berdasarkan survei ini mereka yang berada di umur 45 tahun keatas itu merupakan konsumen yang belum terendukasi, jadi mereka masih mengenakan jam tangan tradisional ketimbang smartwatch, ini mungkin karena mereka belum mengetahui teknoloigi dari jam tangan pintar. Padahal mereka itu memiliki buying power yang kuat,” jelasnya.

Berdasarkan kajian Asosiasi IoT Indonesia sendiri menunjukkan potensi AIoT di tanah air sebesar 400 juta perangkat dengan nilai bisnis sebesar Rp444 triliun pada 2022. Nilai tersebut disumbang dari konten dan aplikasi sebesar Rp192,1 triliun, disusul platform Rp 156,8 triliun, perangkat IoT Rp56 triliun, serta network dan gateway Rp39,1 triliun.

Terima kasih telah membaca artikel

Realme Targetkan Bangun 100 Official Store Di 2021