Malang –

Pembangunan koridor Kayutangan berdampak pada penutupan akses Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang. Lokasinya berada di jalur poros berdampak kemacetan di sejumlah ruas jalan.

Wali Kota Sutiaji meminta masyarakat dapat segera beradaptasi dengan pembangunan koridor Kayutangan. Misalnya, dengan berangkat kerja lebih pagi untuk mengurangi dan terhindar kemacetan.

“Contohnya saya, hari ini ada undangan jam delapan pagi, saya sepagi mungkin sudah berangkat. Karena khawatir terjebak macet,” kata Sutiaji kepada wartawan, saat meninjau area Kayutangan, Selasa (10/11/2020).

Menurut Sutiaji, masyarakat juga nantinya bisa memahami, di mana saja titik kepadatan dan kemacetan. Sehingga kemudian dapat memilih ruas jalan lainnya.

Sutiaji juga meminta maaf atas pelaksanaan pembangunan koridor Kayutangan yang berdampak penutupan Jalan Basuki Rahmat.

“Saya sekali lagi mohon maaf, namanya membangun itu harus susah-susah dahulu. Seperti, bangun rumah itu susah dulu sementara. Pada akhirnya rumahnya menjadi bagus,” tegasnya.

Berkaitan dengan kemacetan pada uji coba penutupan Kayutangan, Senin (9/11/2020) kemarin ?.

Sutiaji tidak menyalahkan masyarakat. Karena masyarakat tidak mendapatkan informasi secara jelas akses jalan alternatifnya.

Apalagi, penutupan Kayutangan terkesan mendadak, pasca ditunda dari 2 November lalu, kata Sutiaji, wajar memicu keluhan dari masyarakat.

“Seminggu lalu sudah di sosialisasikan, akan tetapi tanggal 2 November 2020 tidak jadi ditutup. Sebab ada hal-hal yang perlu dituntaskan dengan pelaku usaha dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi (Kayutangan),” ungkap Sutiaji.

Seperti diberitakan, uji coba penutupan kawasan Kayutangan, Kota Malang, dimulai hari ini. Lokasinya berada di jalur protokol hingga berdampak kemacetan di sejumlah ruas jalan.

Sebelumnya, Pemkot Malang merencanakan pembangunan koridor Kayutangan sebagai kawasan heritage. Pengerjaan yang harus dimulai diikuti dengan penutupan akses jalan.

(iwd/iwd)