Pakar UNS: Gerakan Kotak Kosong di Solo Bukti Rakyat Tak Apatis

Solo –
Gerakan kotak kosong muncul setelah Gibran Rakabuming Raka berpotensi besar menjadi calon tunggal dalam Pilkada Solo 2020. Pakar Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sri Hastjarjo menilai positif terhadap gerakan tersebut.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS itu mengatakan gerakan kotak kosong merupakan bukti masyarakat Solo tidak apatis. Gerakan tersebut juga sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem demokrasi yang berjalan.
“Saya melihat itu positif karena masyarakat tidak serta-merta ngikut aja. Banyak komentar paling-paling masyarakat apatis. Tetapi gerakan ini bukti rakyat berani bersuara,” kata Hastjarjo ditemui di UNS, Sabtu (8/8/2020).
Menurutnya, gerakan kotak kosong bukan sekadar bagaimana mengalahkan calon tunggal. Namun adanya suara di dalam kotak kosong sudah menjadi catatan tersendiri bagi calon tunggal.
“Bagi saya, gerakan itu bukan masalah sukses atau tidak, tetapi ekspresi itu menunjukkan masyarakat tidak apatis dan masih peduli. Apalagi kalau jumlah kotak kosong signifikan, maka menjadi catatan bahwa banyak masyarakat yang tidak menerima calon itu,” kata dia.
Akan tetapi, Hastjarjo masih meyakini bahwa Pilkada Solo bakal memunculkan calon lawan untuk Gibran. Kalau pun jalur partai sudah sulit membuat poros baru, masih ada bakal calon independen, Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) yang berpeluang lolos.
“Kalau saya lihat, pasangan Bajo kemungkinan bisa lolos, karena tinggal satu langkah lagi. Ini saya pikir bagus ya, membuka peluang ke depan agar masyarakat berani maju pilkada melalui jalur independen,” ujarnya.