Shopee Affiliates Program

Ngilu, Kisah Transgender Nekat ‘Bakar’ Penis gegara Ini

Jakarta

Seorang transgender di Australia nekat membakar penisnya untuk menjalani operasi pengesahan gender. Menurut laporan kasus dari Departemen Urologi, Rumah Sakit Royal North Shore di St Leonards, ia membakar penisnya dengan bahan kimia.

Para peneliti dari Grup Riset Urologi Pantai Utara di Rumah Sakit Royal North Shore menerbitkan kasus tersebut dalam laporan di ScienceDirect. Mereka merinci kasus baru yang melibatkan pria 57 tahun yang ingin mengubah jenis kelaminnya menjadi wanita.

“Kami menyajikan kasus luka bakar penis kimia yang dilakukan sendiri, yang membutuhkan penektomi darurat pada pasien trans-feminin,” kata laporan itu.


“Kasus ini menyoroti tantangan untuk menyeimbangkan reseksi yang memadai dari jaringan nekrotik, yang tidak dapat hidup sementara memungkinkan kosmetik yang memadai untuk operasi pengesahan gender (GAS) di masa depan di fasilitas kuarterner yang tidak menyediakan layanan penggantian kelamin,” jelasnya yang dikutip dari laman Newsweek, Sabtu (1/7/2023).

Laporan itu muncul saat sejumlah negara bagian di Amerika Serikat berupaya untuk mengesahkan undang-undang, yang melarang perawatan transgender untuk anak di bawah umur. Menurut Kampanye Hak Asasi Manusia, selain melarang perawatan medis transgender untuk anak di bawah umur, beberapa negara bagian, seperti Oklahoma, Texas, dan Carolina Selatan, telah mempertimbangkan untuk melarang perawatan bagi transgender hingga usia 26 tahun.

Dalam laporan tersebut, tidak memberikan tanggal pasti kejadian itu. Tetapi, mereka menyebut wanita transgender itu tiba di departemen gawat darurat rumah sakit setempat, tujuh hari setelah menderita luka bakar kimiawi di penisnya.

Dia dipindahkan ke Rumah Sakit Royal North Shore untuk perawatan lebih lanjut segera setelah itu. Studi tersebut juga mencatat bahwa operasi tersebut ‘tidak ditawarkan di bawah asuransi kesehatan masyarakat nasional Australia’.

Sebelum operasi, wanita transgender tersebut telah menerima terapi kekurangan androgen, yang digunakan untuk mengurangi hormon dalam tubuh. Namun, menurut laporan tersebut, wanita itu berhenti menggunakan terapi tersebut setelah pindah ke daerah yang lebih pedesaan, di mana aksesnya terbatas.

“Tujuan kami adalah untuk menyoroti tantangan bedah penektomi parsial dan pembentukan neo-meatus untuk memungkinkan GAS (operasi yang menegaskan gender), di masa depan dan menyoroti kurangnya infrastruktur dalam sistem perawatan kesehatan publik untuk pengelolaan disforia gender baik di pedesaan maupun metropolitan,” pungkas laporan tersebut.

Terima kasih telah membaca artikel

Ngilu, Kisah Transgender Nekat ‘Bakar’ Penis gegara Ini