Muncul di Aceh, IDAI Beri ‘Alarm’ Risiko Polio Menyebar di Banyak Provinsi

Muncul di Aceh, IDAI Beri 'Alarm' Risiko Polio Menyebar di Banyak Provinsi

Jakarta

Kemunculan satu kasus polio di Pidie, Aceh, wajib menjadi perhatian bagi semua provinsi di Indonesia. Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso menyebut bukan tidak mungkin penyebaran virus polio berpindah ke banyak provinsi lain.

“Ini harus jadi wake up call, jadi alarm, provinsi lain harus siap loh, 2005 kan itu juga kemana-mana polionya, bukan hanya di Cidahu Sukabumi, ada beberapa tempat juga

“Saya kira kalau sudah ada satu muncul, ini seluruh provinsi harus waspada dan ingatkan kembali masyarakatnya,”

dr Piprim mengakui rendahnya cakupan imunisasi menjadi pemicu munculnya kembali kasus polio. Hal ini juga dilatarbelakangi efek pandemi COVID-19.

Di masa awal pandemi, banyak masyarakat enggan memilih keluar rumah dan menjauh dari kerumunan. Jika tren vaksinasi semakin menurun, penyakit kemudian akan lebih mudah menular.

Seperti salah satunya penyakit difteri. “Difteri imunisasinya di bawah 60 persen, KLB-nya naik karena masyarakat menolak akan meningkat,” tutur dia.

“Kita tahu di tahun 2014 Indonesia sudah bebas dari polio, itu sejarah panjang. Kita sudah memprediksikan hal ini seperti difteri dan polio seperti puncak gunung es,” sambung dia.

Ia menyayangkan masih banyak orangtua yang mengesampingkan pentingnya vaksinasi, alih-alih mempertimbangkan risiko saat terpapar polio yang bisa berakibat lumpuh bahkan kematian.

“Jadi jangan galau oleh vaksin, tapi tidak galau dengan penyakitnya. Nggak boleh keliru memilih prioritas hidup, masa kita lebih galau sama vaksin padahal efek samping hanya demam sedikit,” kata dia.

Terima kasih telah membaca artikel

Muncul di Aceh, IDAI Beri ‘Alarm’ Risiko Polio Menyebar di Banyak Provinsi