Masyarakat Bisa Tekan Lonjakan Kasus COVID-19 hingga 64%, Asal…

Jakarta

Selain pemerintah, masyarakat dinilai berperan penting dalam upaya pencegahan lonjakan kasus Corona pascalibur lebaran. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan berdasarkan hasil studi ilmuwan peran serta masyarakat bisa menurunkan peluang transmisi kasus bahkan hingga 64 persen. Terlebih jika ada kontribusi dari pos komando tingkat desa/kelurahan.

“Cara utama yang dapat dilakukan sekaligus sikap tanggung jawab, melalui isolasi mandiri di fasilitas kesehatan secara terpusat, khususnya bagi pelaku perjalanan yang terdeteksi positif saat testing acak di titik-titik penyekatan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/5/2021).

Hal ini diungkapkannya saat memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (20/5), yang juga disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Oleh karena itu, dia berpesan kepada masyarakat yang melakukan perjalanan untuk melakukan isolasi mandiri selama 5 hari usai tiba di tempat tujuan. Hal ini berlaku baik bagi masyarakat yang positif dari hasil pemeriksaan acak, maupun yang dinyatakan negatif.

Lebih lanjut Wiku menjelaskan terdapat perbedaan antara isolasi dan karantina yang perlu dipahami masyarakat. Karantina ditujukan bagi orang sehat yang tidak memiliki gejala COVID-19 namun melakukan kontak erat dengan kasus positif atau baru melakukan aktivitas berisiko tinggi terpapar, seperti mobilitas yang tinggi saat pandemi. Sementara isolasi harus dilakukan orang bergejala atau yang positif Corona dari hasil diagnosis yang akurat.

Dia pun menjelaskan hasil studi yang dilakukan Kucharsky. Berdasarkan BBC Pandemic Data dari 40.162 orang di Inggris yang melakukan isolasi mandiri di dalam rumah terbukti efektif menurunkan peluang penularan di masyarakat sebanyak 29 persen. Sedangkan efek isolasi mandiri di fasilitas isolasi terpusat akan menurunkan peluang penularan sampai dengan 35 persen.

Lalu efek isolasi mandiri sekaligus karantina dalam 1 rumah, lanjutnya, akan menurunkan peluang penularan sebesar 37 persen. Sementara isolasi mandiri dan karantina dalam 1 rumah dilaksanakan dengan tracing dapat menurunkan peluang penularan sebesar hingga 64 persen.

“Dari sini, kita dapat belajar bahwa dari beberapa jenis pencegahan ini saja dapat memberikan dampak yang besar. Bayangkan jika kita melakukan upaya pencegahan lain seperti mencegah kerumunan,” paparnya.

Selain itu, perlunya data akurat dengan peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kasus yang merupakan hasil sinergi antara Babinsa, Babinkamtibas, Puskesmas, tokoh masyarakat serta unsur lainnya yang terlibat.Agar upaya pencegahan berjalan maksimal, menurutnya diperlukan peran serta posko desa dan kelurahan sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat. Mereka akan melakukan koordinasi skenario pengendalian dengan memantau zonasi di tingkat RT.

Selanjutnya apabila data sudah akurat, dia menilai pengawasan perlu diperketat. Serta dibutuhkan data aktual yang mencakup total kasus, kesembuhan, dan kematian di masing-masing daerah. Otoritas pemerintah setempat juga harus menggalakkan literasi data kesehatan bagi masyarakat.


Terima kasih telah membaca artikel

Masyarakat Bisa Tekan Lonjakan Kasus COVID-19 hingga 64%, Asal…