Maradona Meninggal karena Henti Jantung atau Serangan Jantung? Ini Bedanya

Jakarta

Legenda sepakbola asal Argentina, Diego Armando Maradona, meninggal karena henti jantung atau cardiac arrest di usia 60 tahun. Sumber lain mengatakan ia mengalami serangan jantung atau heart attack.

Bagi kebanyakan orang, henti jantung dan serangan jantung kerap dianggap sama. Sebenarnya apa perbedaan antara keduanya?

Henti jantung dikenal sebagai cardiac arrest, sedangkan serangan jantung sering disebut heart attack. Serangan jantung bisa menjadi penyebab dari henti jantung, sehingga sangat mungkin jika keduanya terjadi secara bersamaan.

Henti jantung itu sendiri apa sih artinya? Dokter jantung dari RS Siloam Karawaci, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan bahwa henti jantung merupakan kondisi ketika jantung berhenti memompa darah dengan efektif.

“Penyebab paling sering dari henti jantung mendadak adalah serangan jantung sehingga kedua ini sering disamakan oleh masyarakat,” jelasnya dalam perbincangan dengan detikcom, beberapa waktu lalu.

Sedangkan, pada serangan jantung mendadak banyak pemicunya, seperti aktivitas fisik terlalu intens atau kurang tidur.

Selain itu faktor risiko lain yang memperbesar kemungkinan seseorang mengalami serangan jantungadalah hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, kebiasaan merokok, sampai diabetes.

Maradona meninggal berselang beberapa pekan setelah mengalami masalah pembuluh darah. Pada awal November lalu, Maradona sempat menjalani operasi hematoma subdural untuk mengatasi gumpalan darah di otak.

Operasi tersebut berjalan sukses, Maradona lalu menjalani pemulihan di rumahnya di Tigre, utara Buenos Aires. Namun pada Rabu (25/11/2020) pagi waktu setempat, ia mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.



Terima kasih telah membaca artikel

Maradona Meninggal karena Henti Jantung atau Serangan Jantung? Ini Bedanya