Maaf Ya! Studi Bawa Kabar Nggak Enak soal Beda Omicron dan Flu

Jakarta

Varian Omicron terbukti 40 persen lebih mematikan dari flu musiman, berdasarkan riset ilmuwan Jepang. Karenanya, mereka melihat potensi bahaya saat pembatasan COVID-19 dicabut terlalu cepat.

Peneliti meminta jangan pernah menganggap remeh varian Omicron lantaran case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian akibat COVID-19 masih tinggi di angka 0,13 persen meskipun tetap lebih rendah dari tren sebelumnya saat gelombang Delta yaitu 4,25 persen. Sementara CFR pada flu musiman adalah 0,006 persen hingga 0,09 persen.

Banyak negara mulai melonggarkan aturan pembatasan COVID-19 termasuk kewajiban memakai masker hingga pengujian atau testing COVID-19, mendorong situasi kembali normal seperti sebelum pandemi. Salah satunya juga dikarenakan masyarakat terlalu lelah dengan pandemi yang berjalan lebih dari dua tahun.

Sementara Jepang belum secara resmi merelaksasikan pembatasan COVID-19, tetapi ada pelonggaran aturan pada karantina pelancong, pekerja di garda terdepan untuk menjaga ekonomi tetap berjalan.

“Studi yang belum ditinjau sejawat atau diterbitkan dalam jurnal medis ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk perbedaan cara pengumpulan data yang membuat perbandingan silang menjadi sulit,” kata ketua dewan penasihat kementerian kesehatan, Takaji Wakita.

“Namun, ada perbedaan yang cukup besar dalam kematian. Penurunan tingkat kematian COVID-19 dapat mencerminkan penurunan virulensi strain, terutama dibandingkan dengan varian Delta dan manfaat vaksinasi,” kata peneliti.

Di sisi lain, menurut Wakita, dibutuhkan studi lebih lanjut untuk menentukan dampak pelonggaran setelah semua pembatasan dicabut.


Terima kasih telah membaca artikel

Maaf Ya! Studi Bawa Kabar Nggak Enak soal Beda Omicron dan Flu