Korban Tewas Odong-odong Maut di Serang Bertambah Jadi 10 Orang

Serang

Korban meninggal dunia akibat odong-odong tertabrak kereta di perlintasan sebidang di Silebu, Kabupaten Serang bertambah satu orang yang merupakan balita. Total korban tewas akibat peristiwa itu menjadi 10 orang.

Kapolres Serang AKBP Yudha Satria mengatakan, korban korban balita ini mengalami luka berat pada bagian kepala pasca kecelakaan itu. Nyawa korban tidak bisa diselamatkan meski mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit.

“Pascakecelakaan, korban sempat dirawat di RS Hermina Serang selama 4 hari dan mendapatkan tindakan berupa kraniatomi atau operasi untuk mengangkat gumpalan darah dari kepal korban oleh tim dokter,” kata Yudha, Serang, Sabtu (30/7/2022).


Korban tidak tertolong dan meninggal pada Jumat (29/7) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara, korban yang mengalami luka baik ringan dan berat berjumlah 23 orang.

Sopir Odong-odong Tersangka

Sopir odong-odong inisial JL (27) sendiri sudah dinyatakan sebagai tersangka. Dia dinilai lalai sehingga mengakibatkan 10 penumpang tewas dan 23 orang luka-luka.

“Sesuai alat bukti yang telah dikumpulkan, penyidik berkeyakinan dan telah menguji keyakinan menetapkan JL usia 27 tahun yang adalah warga Sentul, Kragilan sebagai tersangka. Per tanggal 27 Juli 2022,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Shinto Silitonga, Serang, Rabu (27/7).

Dalam periksaan ditemukan fakta bahwa dong-odong yang dikendarai tersangka adalah jenis Isuzu Panther tahun 2010 dengan nomor polisi B 1156 WTX. Kendaraan ini adalah kendaraan penumpang dengan STNK Kuning.

“Seharusnya tidak dapat dimodifikasi dan barang ini dibeli Rp 80 juta dari seseorang di Ciledug pada Juni-Juli 2022,” kata Shinto.

Fakta kedua, saat membawa 33 penumpang, kendaraan odong-odong sedang memutar musik anak-anak dengan cukup keras. Saat kereta melintas, masyarakat setempat dan penumpang memperingati sopir namun tidak diindahkan.

“Odong-odong ini sedang memutar musik anak-anak cukup keras. Sehingga ada peringatan dari masyarakat sekitar yang memberi warning. Pak ada kereta pak… Mang ada kereta… Tapi tidak terdengar karena ada noise yang berasal dari mobil itu sendiri,” jelas Shinto.

Kemudian, setiap penumpang katanya dimintai ongkos Rp 5 ribu untuk yang duduk. Anak yang digendong atau dipangku ibu-ibu masing-masing dimintai Rp 3 ribu.

Penumpang katanya sudah meminta agar tersangka JL (27) tidak melintas ke perlintasan kereta di Kampung Silebu. Tapi, sopir tidak mengindahkan dan memilih ke perlintasan kereta.

“Sudah minta ke supir untuk tidak melintasi TKP, lagi-lagi supir abai untuk mengakomodir kemauan penumpang,” tambah Shinto.

(eva/eva)

Terima kasih telah membaca artikel

Korban Tewas Odong-odong Maut di Serang Bertambah Jadi 10 Orang