KLHK Targetkan Sampah RI Terkelola 100% di 2025, Ini Upaya yang Dilakukan

Jakarta

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan tahun 2025 sampah di Indonesia harus 100% terkelola. Hal ini dalam rangka penerapan standar lingkungan, pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular yang sedang digenjot oleh pemerintah Indonesia.

“Kita itu punya target 30% pengurangan, 70% penanganan di tahun 2025 berdasarkan Perpres 97 Tahun 2017. Sekarang yang masih terbuang ke lingkungan sekitar 30%. Jadi kita semua harus bekerja keras. Tahun depan kita harus 100% sampah terkelola,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (Dirjen PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati dikutip dari tayangan detikPagi Special Greentalk, Selasa (25/6/2024).

Rosa menjelaskan upaya mencapai target pengelolaan sampah, salah satunya dengan pembuatan biopori di rumah dapat menjadi hal yang bermanfaat dalam tahapan penerapan standarisasi ekonomi sirkular ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini karena biopori berasal dari sampah organik, dari makanan, buah, atau dibuat pupuk kompos. Menurutnya, pembuatan biopori dan pupuk kompos itu dapat mengurangi dibuangnya sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Rosa juga menuturkan sampah organik yang dibuang ke TPA, nantinya akan menimbulkan gas metan dan dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca, sehingga perlu diperhatikan cara yang tepat agar sampah tersebut tidak dibuang ke TPA. Seperti melakukan pengelolaannya terlebih dahulu dari hulu yaitu mulai dari pemilahan sampah, dan dibawa ke bank sampah, pemulung dan sebagainya.


ADVERTISEMENT

“Habis itu harus ada off taker yang membeli sampah tadi. Ya, produsen, perusahaan daur ulang sampah. Jadi, kesimpulan dari semua itu ekosistem ekonomi sirkular harus terbentuk. Hulu hilirnya harus terbentuk. Selain kita sebagai individual yang memilah sampah, produsen juga kita gencarkan. Produsen adalah perusahaan manufaktur yang membuat sampomu, sabunmu, wadah makanan,” papar Rosa.

“Kemudian retail. Retail adalah supermarket, market yang pakai plastik. Lalu hotel, cafe, restoran dan sebagainya yang juga pakai bungkus plastik. Itu semua ada di Peraturan MenLHK Nomor 75 tahun 2019, bagaimana produsen bisa mengurangi sampah plastik,” imbuhnya.

Selain itu, Rosa juga mengungkapkan terdapat dua hal yang perlu dilakukan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pertama, masyarakat perlu menarik kembali sampah yang dihasilkan atau bertanggung jawab dalam proses daur ulang sampah, proses ini dinamakan extend producer responsibility. Kedua, masyarakat perlu melakukan re-desain sampah kemasan.

“Kita sekarang ngopi dan sebagainya, kan ada sedotan yang dari kertas, bukan plastik. Karena tahu nggak kalian? Sedotan plastik Indonesia menghasilkan sampah sedotan plastik, 1 hari 93 juta. Kalau dijajar itu sedotan menjadi jarak dari Jakarta sampai Meksiko, 1 hari. Makanya saya minta tolong kurangi menghasilkan sampah. Kalaupun menghasilkan sampah, tolong dikelola,” tandas Rosa.

(anl/ega)

Terima kasih telah membaca artikel

KLHK Targetkan Sampah RI Terkelola 100% di 2025, Ini Upaya yang Dilakukan