Kisah Pilu Atlet PON Papua, Berjuang Raih Emas Demi Lunasi Hutang

Jakarta

Ari Pramanto, salah satu atlet yang berhasil meraih kemenangan setelah berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua ternyata menyimpan kisah pilu dibalik perjuangannya.

Dikutip dari Antara, Rabu (12/10/2021), Ari Pramanto atau yang akrab disapa Ari merupakan atlet asal Ranah Minang Sumatera Barat, yang keluar sebagai pemenang dalam pertandingan shorinji kempo kategori randori (tarung) kelas 70 kilogram di Gedung Olahraga (GOR) Sekolah Sekolah Tinggi Teologi Gereja Injili Di Indonesia STT GIDI.

Usai dinyatakan menang atas lawannya kenshi Papua Barat Julifan Prastyo Nugroho, Ari tak kuasa menahan isak tangisnya. Penghormatan kepada dewan juri dan panitia pertandingan serta penonton di GOR STT GIDI pun tak lupa ia berikan selepas pertandingan.

Ternyata, di balik kemenangannya, Ari dibebani masalah hutang. Terkait nominalnya, Ari tidak menyebutkan secara jelas, tetapi ia mengatakan hutang itu harus segera ia lunasi.

Kemenangan emas PON tentunya menjadi angin segar bagi Ari. Kendati demikian, ia harus merelakan seluruh bonus yang akan ia terima dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk membayar hutang.

“Kalau bicara bonus, mungkin semuanya untuk bayar hutang saja lagi,” kata kepada Antara.

Selama ini, Ari terpaksa berhutang untuk membiayai ongkos perjalanannya latihan persiapan PON XX. Jarak yang ia tempuh selama dua tahun terakhir sekitar 97 kilometer atau sama dengan tiga jam perjalanan menggunakan mobil. Belum lagi, ia harus menafkahi anak dan istrinya beserta orangtuanya.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat sebenarnya memberikan uang saku untuk persiapan PON Xx akan tetapi seringkali dana yang diberikan terlambat atau menunggak sehingga ia terpaksa meminjam uang.

Saat berangkat ke PON XX, dirinya hanya diberi Rp 2,5 juta oleh KONI Sumatera Barat. Dana ini tentu saja tidak mencukupi untuk biaya hidup di Papua apalagi untuk membiayai kehidupan keluarganya.

Padahal, demi mewakilkan daerahnya dalam ajang olahraga tersebut Ari rela tidak bekerja sebagai tenaga honorer di Pemerintah Kota Sawahlunto. Sebelumnya, Ari juga berhasil menang di Pekan Olahraga Wilayah (PorwiL) yang diadakan di Bengkulu pada 2019.

Namun, lagi-lagi bonus yang ia dapatkan digunakan untuk membayar hutang yang melilitnya.

Ari berharap atas segala usahanya yang ia lakukan untuk mewakili daerahnya, pemerintah pusat maupun daerah bisa memerhatikan nasib para atlet seperti dirinya dengan memberikan pekerjaan. Ia pun berencana menagih janji pemerintah provinsi setempat yang berjanji menjadikannya aparatur sipil negara (ASN).

“Saya mau menagih itu. Benar tidak atau sesuai tidak dengan janjinya,” pungkas Ari.

Selain Ari, Muswar Iwan alias Iwan Samuray binaragawan Sumatera Barat yang juga penyumbang medali emas dari cabang olahraga yang diikutinya juga bernasib sama seperti Ari. Iwan terlilit utang 1,7 miliar.


Terima kasih telah membaca artikel

Kisah Pilu Atlet PON Papua, Berjuang Raih Emas Demi Lunasi Hutang