Kisah Manusia Tertua di Dunia, Pernah Alami 2 Kali Pandemi Seumur Hidupnya

Kisah Manusia Tertua di Dunia, Pernah Alami 2 Kali Pandemi Seumur Hidupnya

Jakarta

María Branyas Morera asal Spanyol dinobatkan oleh Guinness World Records sebagai manusia tertua di dunia setelah meninggalnya Lucile Randon (118) di Prancis. Sepanjang usianya, María yang sekarang berusia 115 tahun telah pernah menyaksikan masa-masa penting di dunia yakni Perang Dunia I dan II, perang saudara Spanyol, pandemi flu Spanyol, dan pandemi COVID-19.

Dikutip dari laman Guinness World Records, María menjadi berita global setelah dirinya selamat dari pandemi COVID-19 pada Mei 2020. Kala itu, Spanyol menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi sebelum tersedianya vaksin. María diyakini sebagai penyintas COVID tertua pada sebelum Randon selamat dari penularan virus itu sendiri.

“Ketertiban, ketenangan, hubungan yang baik dengan keluarga dan teman, kontak dengan alam, kestabilan emosi, tidak ada kekhawatiran, tidak ada penyesalan, banyak kepositifan dan menjauh dari orang-orang buruk” tulis Guinnes World Records di situsnya.


Menurut María, umur panjang adalah sebuah keberuntungan. Menurut pejabat Guinness, genetika yang bagus adalah salah satu faktor yang membuat María berumur panjang.

María lahir di San Francisco pada 4 Maret 1907, setahun setelah orang tuanya pindah dari Spanyol ke AS. Selama delapan tahun berikutnya, keluarganya pindah ke Texas dan New Orleans, tempat ayahnya mendirikan majalah berbahasa Spanyol Mercurio.

Ia pun melalui peristiwa-peristiwa penting sepanjang hidupnya. Ayahnya meninggal karena tuberkulosis paru dalam perjalanan laut dari AS ke Spanyol. Rute itu memutar karena perang dunia pertama membuat jalur tersebut berbahaya sehingga kapal harus melewati Kuba dan Azores.

Pada 1918, pandemi flu Spanyol mulai melanda dunia. Perang saudara Spanyol pecah ketika María berusia 29 tahun. Ia menyebut peristiwa itu sebagai ‘kenangan yang sangat buruk.’ Tidak lama kemudian, Perang dunia II pun terjadi.

María pun menggunakan kemajuan teknologi untuk tetap terhubung bersama kerabatnya, khususnya media sosial dan komunikasi digital. Ia menggunakan perangkat voice-to-text dan Twitter untuk tetap berhubungan dengan orang yang dicintainya.

“Hidup tidak abadi bagi siapa pun. Di usia saya, tahun baru adalah hadiah, perayaan yang sederhana, perjalanan yang indah, momen kebahagiaan,” tulis María di akun Twitter @MariaBranyas112 saat Tahun Baru 2023.

Terima kasih telah membaca artikel

Kisah Manusia Tertua di Dunia, Pernah Alami 2 Kali Pandemi Seumur Hidupnya