Kemenkes Yakin Peningkatan COVID-19 RI Bukan gegara Varian Arcturus, Tapi…


Jakarta –
Belakangan COVID-19 varian ‘Arcturus’ atau subvarian Omicron XBB 1.16 menjadi sorotan dunia lantaran diduga memicu kenaikan kasus di India. Mulanya India hanya melaporkan 300 orang per hari, kini naik menjadi 1.000 kasus.
Sama halnya seperti Indonesia, belakangan terlihat ada peningkatan kasus positif maupun aktif COVID-19. Pada 28 Maret 2023, Indonesia mencatat 511 kasus konfirmasi positif dibaregni penambahan kasus aktif 4.755 kasus. Berlanjut pada 29 Maret 2023, tercatat penambahan kasus sebanyak 580 kasus konfirmasi diiringi dengan penambahan kasus aktif 4.861. Lantas, apakah kenaikan ini dipicu oleh varian baru tersebut?
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, sampai saat ini belum ditemukan subvarian XBB 1.16 atau disebut varian Arcturus. Menurutnya, peningkatan kasus COVID-19 belakangan ini disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
“Belum masuk. Kenaikan kasus mash karena BA.4 atau BA.5,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (30/3/2023).
Lantas melihat kasus COVID-19 di Indonesia meningkat dalam beberapa waktu terakhir, bakal ada pembatasan mudik?
Menurut dr Nadia, nantinya tidak ada pembatasan mudik seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, pihaknya terus mengimbau dan mendorong agar masyarakat segera melengkapi vaksinasi sebagai perlindungan diri terhadap COVID-19.
“Dan orang sekitarnya karena walaupun virus saat ini varian mayoritas i.e Omicron memiliki resiko lebih rendah untuk sakit berat, tapi bagi yang kelompok risiko tinggi tetap berbahaya,” ucapnya lagi.