Hipertensi Serta Mitos yang Beredar di Masyarakat

Beragam Bacaan Asik – Tekanan darah tinggi atau sering disebut dengan hipertensi menjadi penyakit yang sangat tinggi terjadi di Indonesia. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), tekanan darah tinggi secara nasional sudah mencapai hingga 25,8 persen. Hipertensi serta mitos yang beredar di masyarakat pun semakin banyak. Dan yang namanya mitos, kadang memang tidak bisa dipercaya.

Edukasi tentang hal tersebut juga harus ditingkatkan. Salah satunya dengan cara berusaha untuk tidak percaya tentang mitos-mitos yang beredar. Penyakit itu sendiri juga bisa dicegah serta dikontrol. Gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga, kemudian mengurangi konsumsi garam, serta melakukan pemeriksaan dan cek tekanan darah secara berkala.

Berikut beberapa mitos yang sering beredar. Mitos tentang hipertensi berikut, sebaiknya jangan dipercaya lagi.

  1. Hipertensi akibat naik tangga
    Tak ada hubungannya antara tekanan darah tinggi dengan aktivitas menaiki tangga. Memang, naik tangga mampu meningkatkan tekanan darah, begitu pula aktivitas lain yang memang sering menggunakan fisik. Akan tetapi, naik tangga tidak sampai membuat seseorang akan mengidap hipertensi. Kenapa? Karena setelah kamu selesai menaiki tangga, tekanan darah akan berangsur kembali dengan normal
  2. Selalu dikaitkan dengan orang tua
    Hipertensi kini banyak ditemukan menyerang orang muda. Gaya hidup remaja saat ini membuat pembuluh darah menjadi lebih lemah. Risiko stres sekolah dan pekerjaan juga menjadi penyebabnya, walaupun memang kebanyakan yang mengalaminya adalah orang tua.
  3. Meningkatnya tekanan darah berkaitan dengan hipertensi
    Meningkatnya tekanan darah bisa berasal dari berbagai faktor. Stres, tegang, gugup, maupun aktivitas olahraga juga bisa membuat tekanan darah meningkat. Tekanan darah pun mampu berubah-ubah sepanjang hari. Namun untuk memastikan, seseorang harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui diagnosanya.
  4. Kopi mampu memicu hipertensi
    Selain tegang, stres, gugup dan aktivitas lainnya yang menyebabkan tekanan darah meningkat, ternyata kopi juga bisa meningkatkan tekanan darah. Akan tetapi, konsumsi kopi tidak langsung menjadikan seseorang mengalami penyakit ini.
  5. Sering marah tandanya punya hipertensi
    Hipertensi dan marah-marah merupakan dua hal yang tidak berkaitan. Marah-marah merupakan faktor kepribadian serta psikologis seseorang.

Penurunan Fungsi Otak Akibat Hipertensi

Risiko yang ditimbulkan oleh penyakit ini beragam. Mulai dari stroke, hingga penurunan daya fungsi otak. Para pakar juga mengatakan jika penyakit tekanan darah tinggi tersebut memiliki pengaruh yang buruk yang berkaitan dengan fungsi kognitif otak. Karena itu, penting bagi kita sebagai masyarakat untuk tetap mencegah terjadinya tekanan darah tinggi tersebut.

Baca juga: Hidup Itu Ibarat Roda Yang Berputar. Kadang Diatas, Kadang Dibawah

Menurut seorang pakar di bidang ini, Dr. dr. Yuda Turana, SpS, dari Indonesian Society of Hypertension (InaSH), penyakit tekanan darah tinggi menyebabkan terjadinya pikun di usia tua. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah hingga berakibat kurangnya suplai oksigen ke otak. Jika seseorang yang sudah terkena penyakit ini merasa pusing dan secara terus-menerus memiliki tekanan darah tinggi, itu menandakan jika sang pasien sudah mengalami kerusakan pada otaknya.

“Penelitian menyebut bahwa hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan seseorang memiliki fungsi otak yang jelek saat usia lanjut atau fungsi kognitifnya menurun,” papar dr Yuda. “Kalau sudah mengalami kerusakan target organ otak misalnya, orang bisa terkena stroke atau gangguan kognitif ringan hingga demensia vaskular. Inilah yang menyebabkan pasien hipertensi rentan mengalami penurunan fungsi kognisi di masa tuanya,”

Rutin mengontrol tekanan darah di rumah serta olahraga yang rutin dan teratur juga mampu mencegah dan mengontrol tekanan darah seseorang.

“Batasi asupan garam dan lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari untuk menurunkan tekanan darah. Dengan merubah gaya hidup Anda bisa menurunkan risiko komplikasi yang ditimbulkan oleh hipertensi,” tutupnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Hipertensi Serta Mitos yang Beredar di Masyarakat