Grab Tingkatkan Keamanan Didukung Otentikasi Wajah dan AI

Jakarta, – Grab terus meningkatkan keamanan bagi penggunanya, dalam presentasinya Grab melaporkan, bahwa kinerja keselamatan Grab dalam berkendara di semua negara mengacu pada standar kualitas layanan untuk Kecelakaan & Pelanggaran/Quality of Service (QoS) dari Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura.

Wui Ngiap Foo, Head of Technology Integrity Group Transport and Patents Office Grab menjelaskan, QoS di bulan Juni 2020, tidak lebih dari 0.02 insiden dalam per 100,000km perjalanan jarak tempuh. Hal ini berlaku untuk kecelakaan dan pelanggaran yang diinisiasi oleh pengemudi termasuk kejahatan, dan pelecehan seksual.

“Berdasarkan benchmark ini, per 1H-2020, perjalanan Grab di seluruh wilayah adalah1,4x lebih aman dari standar QoS untuk kecelakaan 2,3x lebih aman dari standar QoS untuk pelanggaran,”jelas Wui dalam media brifieng yang digelar secara online.

Dijelaskan Wui, bagaimana Grab menciptakan keamanan dalam setiap perjalanannya, menurut dia, sebelum perjalanan, perlindungan keamanan dimulai bahkan sebelum perjalanannya dimulai Otentikasi wajah, yang didukung Artificial Intelligence (AI).

“Untuk mitra pengemudi, Swafoto (selfie) secara real-time untuk verifikasi sebelum mereka memulai aktivitas online dan menerima pemesanan,”tutur Wui, dalam media briefing
Menurut Wui, hal ini membantu mereka dalam mencegah insiden seperti berbagi akun mitra pengemudi yang tidak terdaftar atau menyewakan akun terdaftar. Model Machine Learning ini dapat menentukan apakah wajah itu sesuai atau tidak berdasarkan gerakan dan pencahayaan.

Sementara untuk penumpang, hal ini dipicu hanya berdasarkan dari resikonya, yaitu saat pengguna sudah lama tidak menggunakan akunnya. Ini dapat mengurangi risiko, seperti pengguna yang mungkin menggunakan Grab untuk aktivitas ilegal. Mengadaptasi teknologi selfie untuk memverifikasi wajah dengan masker.

Memperkenalkan mask selfie verification selama Covid-19 untuk memverifikasi apakah mitra pengemudi mengenakan masker mereka setiap hari.
Mengadaptasi teknologi selfie yang ada dan melatih algoritma, dengan menggunakan gambar jenis masker dalam jumlah banyak. Fitur ini telah diluncurkan selama waktu satu bulan, dan tingkat akurasinya mencapai 99,5% bahkan dalam kondisi seperti pencahayaan rendah.

Tidak hanya sampai di situ, dalam perjalanan, Grab memperhatikan mereka untuk memastikan keamanan mereka. Teknologi pemantauan perjalan ,teknologi yang baru diperkenalkan tahun ini, merupakan teknologi yang dapat membantu dalam mendeteksi kemungkinan insiden keselamatan dengan menarik sinyal dari berbagai sumber termasuk status berkendara, GPS, kondisi lalu lintas, telematika, dan intelijen pada peta untuk mendeteksi jika ada pemberhentian yang tidak direncanakan.

Baca Juga:Grab Tech Center di Indonesia Akan Fokus Pada Pengembangan UMKM

Jika insiden keselamatan dalam perjalannya terdeteksi, aplikasi akan mengirimkan notifikasi kepada penumpang apakah mereka dalam keadaan aman atau tidak.
“Kami akan terus membangun teknologi ini dengan berbagai skenario keamanan lainnya, misalnya, pembatalan perjalanan yang aneh, atau mendeteksi tabrakan sehingga dapat membantu keluhan di lokasinya. Perlindungan PII (Personally identifiable information).Kami telah meningkatkan perlindungan PII (Personally Identifiable Information),”kata Wui.

Teknologi yang mendeteksi apabila mitra pengemudi melakukan screenshots terhadap PII (personally identifiable information) misalnya nama penumpang, dan mitra pengemudi akan mendapatkan peringatan jika melakukannya. o Kami menyembunyikan detil perjalanan setelah perjalanannya selesai. o Kami memiliki VOIP dan number masking untuk membantu pengguna berkomunikasi dengan mitra pengemudi tanpa harus menampilkan nomor mereka.

Terima kasih telah membaca artikel

Grab Tingkatkan Keamanan Didukung Otentikasi Wajah dan AI