dr Boyke Wanti-wanti Pemicu Inses, Komentari Kasus Ayah-Anak di Banyumas

Jakarta –
Penemuan kerangka bayi hasil inses ayah dan anak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, belakangan menjadi sorotan. Banyak warganet dibuat penasaran kasus inses ayah berinisial R (57) dan anaknya berinisial E (26) selama 10 tahun ini baru terungkap.
Rupanya, sang istri yang juga mengetahui jika suaminya melakukan perbuatan keji tersebut, memilih bungkam lantaran diancam akan dibunuh oleh R.
“Sehingga ibunya dalam kondisi tidak bisa berbuat banyak karena memang diancam oleh pelaku untuk diam dan tidak melapor. Apabila melapor akan dibunuh,” beber Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Agus Supriyadi kepada wartawan di Banyumas, Senin (26/6/2023).
R berdalih dirinya memperkosa sang anak dan membunuh bayi hasil inses atas arahan guru spiritual.
“Pengakuan tersangka melakukan hal tersebut karena ada arahan dari guru spiritualnya atas nama Bambang. Info sementara seperti itu, tapi masih kami dalami keterangan pelaku,” lanjut Agus.
Komentar dr Boyke
Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha menyebut ada beberapa pemicu seseorang melakukan hubungan inses, atau kasus perkawinan sedarah yang sebetulnya sudah dilakukan sejak zaman dulu oleh para bangsawan. Kasus semacam ini juga disebutnya kerap ditemukan saat gairah berhubungan seksual antara pasangan suami istri sudah tidak sehangat awal pernikahan.
“Pemicunya adalah ketertarikan si ayah terhadap anak perempuannya, misalnya pada kasus-kasus ibunya sudah menopause, karena sudah menopause ia sudah tidak melayani seks untuk suaminya. Akhirnya anak perempuannya menjadi korban inses,” terang dr Boyke kepada detikcom Sabtu (1/7/2023).
“Hal-hal seperti itu sudah banyak terjadi, namun kasusnya ditutupi oleh keluarganya, karena menimbulkan aib. Sehingga hasil daripada kandungannya pun digugurkan,” lanjut dia.
Hal yang sama seperti yang terjadi di Banyumas, aib tersebut ditutupi selama 10 tahun. Fenomena ini semakin menguatkan pentingnya pendidikan seks yang baik di sebuah keluarga.
“Sehingga mereka tidak menjadi korban-korban inses ini,” beber dia.
dr Boyke berpesan agar setiap pasutri merawat hubungan seksual mereka, sekalipun pada kasus istri sudah memasuki masa menopause. Diimbau untuk melakukan hubungan intim agar terhindar dari kasus inses.
Pasalnya, bukti dari bahaya perkawinan sedarah juga sudah banyak dilaporkan. Termasuk memicu penyakit hemofili atau kelainan darah, janin lahir dalam kondisi prematur akibat kecacatan genetik.
“Karena pada perkawinan sedarah itu yang muncul adalah gen-gen yang kurang baik dari keluarga tersebut. Hemofilia, kelainan bibir sumbing, anak yang terlahir memiliki faktor risiko terkena autis,” pungkasnya.
dr Boyke Wanti-wanti Pemicu Inses, Komentari Kasus Ayah-Anak di Banyumas



