Cabut Pembatasan Sosial, Inggris Diprediksi akan Alami Lonjakan COVID-19

Jakarta

Per hari ini, Senin (19/7/2021), Inggris telah resmi mencabut pembatasan COVID-19. Perdana Menteri Boris Johnson meminta warganya untuk tetap berhati-hati, karena ancaman virus Corona masih ada.

“Tolong, tolong, tolong, berhati-hatilah,” kata Johnson, dikutip dari Reuters.

“Besok, kita akan maju ke langkah berikutnya dengan tetap mengutamakan kehati-hatian yang tepat dan menghormati orang lain, untuk risiko penyakit yang terus ada. Dan di atas segalanya, tolong, tolong, tolong ketika Anda diminta untuk mendapat suntikkan (vaksin COVID-19) dosis kedua… Tolong maju dan lakukanlah,” imbaunya.

Berbagai aturan pembatasan sosial akan resmi dicabut pada hari ini. Orang-orang diizinkan untuk berkumpul dan menghadiri suatu acara, restoran hingga klub malam pun kembali dibuka.

Penggunaan masker tak lagi diwajibkan secara hukum. Namun, penggunaannya tetap disarankan di beberapa tempat.

Meski demikian, dengan pelonggaran pembatasan ini, beberapa ilmuwan memprediksi akan ada lonjakan kasus COVID-19 di Inggris. Saat ini penambahan kasus COVID-19 di negara itu telah mencapai 50.000 orang per hari, namun jumlahnya diprediksi akan melonjak hingga 200.000 orang per hari pada musim panas nanti.

Dikutip dari BBC, saat ini sudah lebih dari 88 persen orang dewasa di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19. Sementara 68,3 persen lainnya telah mendapat dua dosis vaksin.

Mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 yang lebih tinggi, pemerintah Inggris terus menggencarkan vaksinasi, termasuk ke kelompok usia di bawah 18 tahun. Menurut ahli epidemiologi Prof Neil Ferguson, kemungkinan Inggris akan mencapai puncak lonjakan COVID-19 pada Agustus atau pertengahan September 2021.


Terima kasih telah membaca artikel

Cabut Pembatasan Sosial, Inggris Diprediksi akan Alami Lonjakan COVID-19