Bukan karena Euforia Vaksin, Ini Kata Pakar Penyebab Tsunami COVID-19 India

Jakarta

Pakar penyakit paru menyebut penyebab tsunami COVID-19 di India masih ‘tebak-tebakan’. Pasalnya hingga kini, belum ada riset yang menunjukkan pemicu paling besar lonjakan kasus positif COVID-19 di negara tersebut.

Menanggapi India yang disebut-sebut mengalami euforia vaksin sehingga masyarakatnya abai soal protokol kesehatan, pakar meluruskan vaksinasi di India sebenarnya baru mencapai 10 persen dari total warganya.

“Dia memvaksin seminggu setelah kita dan sekarang sudah 130 juta lebih. Seakan-akan banyak 130 juta itu, tapi kan penduduknya 1,3 miliar jadi mungkin baru 10 persen. Tapi ada kesan, tapi tidak ada buktinya karena nggak ada survei, mereka yang sudah dapat vaksin relatif abai tidak patuh protokol kesehatan,” terang Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR dalam siaran langsung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Rabu (28/4/2021).

Menurutnya, penyebab terbesar lonjakan adalah kelalaian masyarakat India soal protokol kesehatan (3M). Pada September 2020, kasus COVID-19 di India mencapai 97.000.

Namun memasuki Januari-Februari, angkanya terjun menjadi 9.000. Kala itu, fasilitas umum memang dikosongkan. Bahkan, acara adat pun tak berlangsung.

“(Menurut) teman-teman saya yang masih di sana, pasar penuh, bioskop penuh, dan dia punya subway di New Delhi itu pembatasnya tidak ada lagi, sudah penuh. Pakai masker sekarang susah kita melihatnya. Tapi 3M itu sudah tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.

Acara adat yang mengundang kerumunan pula disebut-sebut sebagai pemicu lonjakan. Menurut Prof Chandra, India memang memiliki momen acara adat tertentu, misalnya pernikahan.

“Pernikahan India menikahnya bukan main-main. Orang menari-nari, segala macam. Sehingga penularan terjadi,” ujarnya.


Terima kasih telah membaca artikel

Bukan karena Euforia Vaksin, Ini Kata Pakar Penyebab Tsunami COVID-19 India