BPBD Pacitan Sosialisasi Potensi Tsunami Besar di Tempat Ibadah

Pacitan

BMKG mengingatkan potensi tsunami besar di selatan Pacitan. Itu mendorong bangkitnya kewaspadaan segenap kalangan, tak terkecuali pengelola tempat ibadah.

Suasana ibadah pagi di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Pacitan tampak beda. Meski kebaktian sudah usai, namun jemaat tetap bertahan di dalam. Ternyata kegiatan dilanjutkan sosialisasi mitigasi bencana gempa dan tsunami.

Pantauan detikcom, sedikitnya ada 7 orang petugas BPBD di dalam gereja. Tiga orang di antaranya berada di depan. Ketiganya bergantian memberikan paparan di hadapan puluhan jemaat. Petugas juga memperagakan teknik penyelamatan diri.

Kegiatan yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut tampak seru. Beberapa jemaat langsung mengangkat tangan saat narasumber memberi kesempatan bertanya. Pertanyaan pun beragam. Mulai dari fungsi Early Warning System (EWS) hingga sejarah kegempaan.

“Selama ini memang sering terjadi gempa di Pacitan. Dalam catatan BPBD, gempa paling besar yang terjadi pada skala berapa?” tanya jemaat bernama Yunawan (61), Minggu (19/9/2021).

Menjawab pertanyaan tersebut, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Dianitta Agustinawati membeberkan sejumlah data. Termasuk di antaranya hasil penelitian para akademisi yang menyebut tsunami besar pernah melanda Pacitan saat zaman Belanda.

Di sisi lain, lanjut Dianitta, letak geografis Kabupaten Pacitan memang berada di zona bahaya. Ini karena posisinya berdekatan dengan lempeng bumi. Yakni Indoaustralia. Pergerakan lempeng dapat menimbulkan potensi gempa dan tsunami.

Terima kasih telah membaca artikel

BPBD Pacitan Sosialisasi Potensi Tsunami Besar di Tempat Ibadah