Belum Edar di Indonesia, Produksi iPhone 13 Ternyata Tersendat Pasokan Chip

Jakarta, – Sejak dirilis pada awal September lalu, iPhone 13 sudah mulai dijual di berbagai negara, termasuk Singapura. Di Indonesia sendiri, seperti biasa Apple fan boy atawa pencinta Apple perlu lebih bersabar. Pasalnya, Indonesia bukan bukan termasuk 21 negara di dunia yang terdapat Apple Store, di mana Apple menjual secara resmi sesuai tanggal peluncurannya.

Sekedar diketahui, Apple Store hingga hingga kini baru tersedia di 21 negara/regional di seluruh dunia. Negara-negara itu antara lain adalah Amerika Serikat, Australia, Belgia, Brazil, Kanada, China, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Singapura, Spanyol, Swedia, Swiss, Taiwan, Uni Emirat Arab, Inggris, dan dua regional khusus yakni Macau dan Hong Kong.

Jika mengacu waktu perilisan generasi sebelumnya, yaitu iPhone 12 pada Oktober 2020, Erajaya selaku distributor Apple di Indonesia baru membuka pre-order Desember 2020. Itu berarti, iPhone 13 kemungkinan besar baru memasuki pasar Indonesia pada November 2021.

Saat ini empat model iPhone 13 sudah lolos sertifikasi TKDN dari Kementerian Kominfo. Masing-masing iPhone 13 Mini, iPhone 13, iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max. Jadi keempat varian itu, sejatinya sudah siap edar di pasar domestik.

Bagaimana dengan harga? Berkaca dari generasi sebelumnya, diperkirakan harga iPhone 13 tak jauh berbeda dengan iPhone 12. Yaitu, Rp 12,9 juta untuk varian terendah dan Rp 20,5 jutaan untuk kasta tertinggi.

Persoalannya, di tengah rencana peredaran di Indonesia,  Apple kemungkinan akan mengurangi produksi iPhone 13 sebanyak 10 juta unit karena kekurangan chip global.

Seperti dilansir Bloomberg News (12/10), perusahaan yang berbasis di Cupertino – California itu,  diperkirakan hanya akan memproduksi 90 juta unit model iPhone baru pada akhir tahun ini.

Laporan itu menambahkan bahwa Apple telah menyampaikan pesan kepada produsennya bahwa jumlah unit yang diproduksi, akan lebih rendah. Pasalnya, pemasok chip termasuk Broadcom dan Texas Instruments sedang berjuang untuk mengirimkan komponen.

Pada Juli lalu, Apple memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang melambat dan mengatakan kekurangan chip, yang mulai memukul kemampuannya untuk menjual Mac dan iPad, juga akan menghambat produksi iPhone. Texas Instruments juga memberikan prospek pendapatan yang lemah bulan itu, mengisyaratkan kekhawatiran pasokan chip untuk sisa tahun ini.

Krisis chip telah memberikan tekanan besar pada industri dari mobil hingga elektronik, menyebabkan banyak pembuat mobil untuk sementara menangguhkan produksi. Sedangkan di industri smartphone, vendor banyak yang menunda peluncuran produk baru, hingga menaikkan harga jual.

Dengan daya beli yang besar dan perjanjian pasokan jangka panjang dengan vendor chip, Apple telah mengatasi krisis pasokan lebih baik daripada banyak perusahaan lain. Sehingga beberapa analis memperkirakan bahwa model iPhone 13 yang telah dirilis pada September 2021, akan memiliki tahun penjualan yang kuat karena konsumen ingin meningkatkan perangkat untuk jaringan 5G.

Meski demikian, Apple juga tidak sepenuhnya kebal terhadap tren global. Dalam laporannya yang diumumkan pada September lalu, lembaga riset pasar, Counterpoint memprediksi bahwa krisis chips dapat menurunkan perkiraan pengiriman smartphone global menjadi 1,41 miliar unit dari sebelumnya 1,45 miliar unit. Namun, dibandingkan para pesaingnya, Apple berada pada posisi yang lebih baik, terutama dalam hal supply chain.

Apple Penguasa Pasar Premium

Belum Edar di Indonesia, Produksi iPhone 13 Ternyata Tersendat Pasokan Chip  Belum Edar di Indonesia, Produksi iPhone 13 Ternyata Tersendat Pasokan Chip

Terlepas dari kelangkaan chips yang mempengaruhi produksi seluruh vendor, pasar smartphone premium global (model dengan harga $400 ke atas) mencatat pertumbuhan penjualan 46% YoY pada Q2 2021, menurut Market Pulse Service dari Counterpoint Research.

Pertumbuhan di segmen premium melampaui pertumbuhan pasar secara keseluruhan sebesar 26% YoY. Selain itu, pangsa segmen premium dalam penjualan smartphone global meningkat menjadi 24% pada Q2 2021, dibandingkan dengan 21% pada Q2 2020.

Apple terus memimpin segmen tersebut, menguasai lebih dari setengah penjualan selama kuartal tersebut, diikuti oleh Samsung dan Huawei. Sejak peluncuran seri iPhone 12 pada Q4 2020, Apple terus menguasai lebih dari 50% pangsa pasar smartphone premium.

Sebagian besar pertumbuhan pasar premium pada Q2 2021 didorong oleh Apple, yang melaporkan pertumbuhan penjualan 74% YoY di segmen premium pada momentum kuat dari seri iPhone 12 karena pengguna iPhone terus meningkatkan ke 5G.

Menurut Counterpoint, rantai pasokan Apple juga sangat tangguh dalam mengelola kekurangan komponen dan memperoleh keuntungan dari penurunan Huawei di berbagai kawasan strategis, seperti China dan Eropa. Apple adalah OEM terbesar di segmen premium di semua wilayah.

Kehadiran iPhone 13 yang belum lama ini diluncurkan, diperkirakan akan semakin memperkuat dominasi Apple di segmen smartphone premium.

Terima kasih telah membaca artikel

Belum Edar di Indonesia, Produksi iPhone 13 Ternyata Tersendat Pasokan Chip