Jakarta –

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan, gejala cacar monyet memang mirip dengan sejumlah penyakit lain seperti infeksi kulit atau impetigo. Namun begitu, seperti apa bentuk kelainan pada kulit akibat cacar? Mungkinkah sekedar muncul bintik di kulit perlu dicurigai sebagai gejala cacar monyet?

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Satgas Monkeypox (cacar monyet) PB IDI sekaligus perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), dr Hanny Nilasari, SpKK. Menurutnya, gejala paling mencolok pada pasien cacar monyet memang terlihat pada kulit. Berbeda dengan kelainan kulit lainnya, bintik akibat cacar umumnya saling berdempet.

Namun pada kebanyakan pasien cacar monyet, gejala tersebut juga dibarengi demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

“(Pemeriksaan) akan melihat apakah ini mirip dengan kelainan yang lain. Dugaan pertama, mungkin monkeypox dan lain-lain. Misalnya saja infeksi bakteri, jadi infeksi bakteri-bakteri yang ada di luar tubuh manusia. Itu bisa menimbulkan infeksi kulit yang disebut bioderma atau impetigo,” terang dr Hanny dalam diskusi daring, Jumat (5/8/2022).

“Kelainannya mirip-mirip impetigo. Tapi cacar itu lesinya lebih dekat-dekat. Kemudian diikuti oleh gejala demam, gejala paling banyak dikeluhkan pasien monkeypox adalah demam, myalgia, sakit kepala, dia terasa tidak enak di saluran tenggorok. Kemudian pembesaran kelenjar getah bening dan kelainan di kulit,” sambungnya.

Seperti Apa Bentuk Bintik di Kulit Gegara Cacar Monyet?

Lebih lanjut dr Hanny menerangkan, pada pasien cacar monyet, ruam muncul di atas permukaan kulit. Kemudian gejala tersebut diikuti bintil-bintil dan menjadi lenting. Lenting tersebut akan menjadi bernanah.

“95 persen manifestasi ada di wajah terutama. Jadi sangat mudah dikenali, kemudian di telapak tangan dan kaki 75 persen. Mukosa, misalnya di area mulut, area genital, area mata, itu 70 persen. Di alat kelamin itu tidak terlalu banyak 30 persen saja. Kemudian di selaput lendir mata 20 persen,” jelansya.