Alat Deteksi COVID-19 GeNose Buatan UGM Diuji, Target 3 Pekan Selesai

Yogyakarta –
Alat deteksi corona lewat embusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu GeNose terus berprogres. Teknologi Pengendus COVID-19 ini saat ini memasuki tahap uji diagnostik.
Peneliti GeNose, dr Dian Kesumapramudya Nurputra menjelaskan target uji diagnostik ini bisa tercapai dalam waktu 3 pekan dengan kerjasama 9 rumah sakit. Nantinya, setiap subjek diambil 2 kali sampel nafas.
“Uji diagnostik ini targetnya 3 minggu selesai dengan 9 rumah sakit. Kalau misalnya setiap rumah sakit mengumpulkan 200 subjek dengan pengambilan 2 kali sampel nafas menjadi 400 sampel nafas dalam waktu tiga minggu bisa tercapai,” kata dr Dian usai acara Kick Off Uji Deagnostik GeNose di RSUP Dr Sardjito, Senin (26/10/2020).
Adapun 9 rumah sakit yang menyatakan bersedia untuk ikut dalam uji diagnostik ini meliputi RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito, RS Bhayangkara, RSLKC Bambanglipuro, RSA UGM, RST Soetarto. Kemudian beberapa rumah sakit di luar DIY meliputi RST Dr Soedjono (Magelang), RSUD Syaiful Anwar (Malang), dan RS Bhayangkara (Jakarta).
Menurut dr Dian, dalam uji diagnostik ini pihaknya menguji mesin dengan kondisi sekarang apakah bisa atau tidak mendeteksi COVID-19. Tentu hasilnya akan dibamdingkan dengan uji swab PCR.
“Jadi uji diagnostik ini kita menguji mesin dengan kondisi otaknya yang sekarang untuk bisa atau tidak secara akurat mendeteksi pasien COVID-19 dan uji nya itu dibandingkan kemampuannya dengan PCR,” paparnya.
Proses validasi mesin ini juga terus berjalan. Ia menjelaskan setiap saat akan ada update pada perangkat ini.
“Sementara itu validasi tetap jalan terus dan diupdate terus. Mesin yang sama yang beroperasi di dua rs terdahulu masih jalan terus untuk menghimpun data dan meningkatkan kapasitas otak,” terangnya.
“Nanti akan ada update terus berdasarkan hasil pengambilan data yang diambil terus menerus,” sambungnya.
Namun, yang menjadi tujuan utama dalam uji diagnostik ini adalah mengukur tingkat akurasi alat.
“Tapi dalam uji diagnostik ini kita basic-nya menguji dan mengomparasikan kemampuan akurasi alat ini dengan PCR,” tegasnya.