AGS-40 Balkan – Pelontar Granat Otomatis Produksi Rusia dengan Kaliber Standar NATO

Senjata pelontar granat otomatis alias Automatic Grenade Launcher (AGL) tak bisa dikesampingkan dari eksistensi satuan infanteri mekanis. Di arsenal TNI, jenis senjata ini banyak dipasang pada dudukan (mounting) ranpur/rantis. Seperti halnya yang diadopsi Indonesia, pelontar granat otomatis di pasaran dominan mengusung standar kaliber NATO 40×53 mm, dimana Pindad SPG-3 tak lain adalah produk lisensi dari CIS 40 AGL buatan Singapura.

Baca juga: CIS AGL 40 – Pelontar Granat Otomatis Andalan Rantis TNI

Bila dicermati dari deretan pelontar granat otomatis yang laris dipasaran, seperti MK19 Mod3, MK47 Striker, H&K GMG, SB-40 LAG, CIS AGL 40, Denel Y3 sampai Daewoo K4, semuanya mengusung kaliber 40 mm. Lantas bagaimana dengan negara-negara eks Uni Soviet yang kadung punya standar berbeda dalam pelontar granat otomatis?

Jawabannya mau tak mau harus menyesuaikan pasar, jika ingin menyasar pada target ekspor. Sejak era 70-an, Uni Soviet telah mengoperasikan beragam jenis senjata pelontar granat yang dipasang pada dudukan tripod dan ranpur lapis baja ringan. Di antara yang populer di negara-negara blok Timur seperti AGS-17 dan AGS-30 Atlant, beberapa negara eks Uni Soviet bahkan telah memproduksi pelontar granat otomatis dari platform AGS-17. Namun, besutan era Uni Soviet punya kaliber yang berbeda, yaitu di kaliber 30×29 mm.

AGS-40 Balkan – Pelontar Granat Otomatis Produksi Rusia dengan Kaliber Standar NATO

Tak ubahnya seperti Kalashnikov yang merilis senapan serbu denga kaliber NATO 5,56×45 mm, maka pelontar granat otomatis pun demikian. Ini dibuktikan oleh TsKIB SOO, biro desain senjata Rusia yang merancang AGS-40 Balkan. Senjata pelontar granat otomatis ini digadang sebagai suksesor dari AGS-17, meski berkaliber munisi NATO, namun desain AGS-40 lebih mengacu ke AGS-17, terutama terlihat dari desain magasin berupa drum yang khas.

Saking barunya, AGS-40 kabarnya baru resmi digunakan AD Rusia pada tahun 2019, itu pun baru terbatas. Meski merupakan produk baru, sejatinya rancangan AGS-40 sudah dikemukakan pada awal dekade 80-an, dimana ciri khas senjata pelontar granat ini hadir guna mengakomodir penggunaan munisi tanpa selongsong. Adopsi munisi tanpa selongsong dikedepankan guna menurunkan harga jual dan meringankan bobot munisi yang dibawa.

AGS-40 Balkan – Pelontar Granat Otomatis Produksi Rusia dengan Kaliber Standar NATO

AGS-40 Balkan – Pelontar Granat Otomatis Produksi Rusia dengan Kaliber Standar NATO

Dari sisi daya tembak, AGS-40 punya jarak tembak maksimum 2.500 meter, ini lebih jauh ketimbang AGS-17 yang 30 mm, dimana jarak tembak maksimum mentok di 1.700 meter. Dengan mekanisme kerja gas piston dan open bolt, kecepatan tembak AGS-40 mencapai 400 proyektil per menit. Ada tiga mode penembakan, short burst (langsung 5 proyektil), long burst (langsung 10 proyektil) dan continuous fire modes.

Baca juga: Milkor MGL MK1L – Pelontar Granat Semi Otomatis Andalan Kopaska dan Taifib TNI AL

AGS-40 Balkan dibekali alat bidik berupa iron sight dan PAG-17 2.7× telescopic sight. Selain dirancang disematkan pada tripod, AGS-40 juga dapat diintegrasikan pada Remote Control Weapon System (RCWS) Kalashnikov MBDU. Bobot AGS-40 di tripod tanpa munisi mencapai 32 kg. Sebagai tetangga plus rival terdekat Rusia, Ukraina diketahui juga telah merilis pelontar granat otomatis di kaliber NATO, yaitu UAG-40. (Gilang Perdana)

Terima kasih telah membaca artikel

AGS-40 Balkan – Pelontar Granat Otomatis Produksi Rusia dengan Kaliber Standar NATO