Ada Benarnya! Minum Tablet Tambah Darah Bisa Cegah Anak Lahir Stunting

Jakarta –
Belakangan viral unggahan soal tablet tambah darah. Dalam postingan di media sosial X, salah seorang netizen menuliskan caption tentang kaitan antara kebiasaan mengonsumsi tablet tambah darah dengan risiko bayi stunting.
“Ka, emg benar ya kalau cewe ga rajin konsumsi tablet tambah darah nanti berpotensi melahirkan anak stunting?” tulis caption tersebut, terpantau detikcom, Senin (18/9/2023).
Tablet tambah darah dikonsumsi oleh wanita yang mengalami kekurangan zat besi. Remaja putri yang anemia berisiko menjadi wanita subur dengan anemia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut bisa memicu dia menjadi ibu hamil dengan anemia kronis dan mengalami kekurangan energi. Hal tersebut bisa meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi berat badan lahir rendang dan stunting.
Kementerian Kesehatan RI sendiri telah melakukan intervensi Gerakan Aksi Bergizi untuk pemenuhan gizi bagi remaja putri, termasuk pemberian tablet tambah darah.
Terkait postingan viral tersebut, spesialis obsterti dan ginekologi dr Boy Abidin, SpOG menjelaskan konsumsi tablet tambah darah umumnya bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Tablet tambah darah memang sebaiknya dikonsumsi sejak remaja.
“Untuk memenuhi kebutuhan zat besi, remaja wanita sejak sudah haid disarankan minum tablet tambah darah. Dilengkapi dengan pola hidup sehat, makan gizi lengkap seimbang, olahraga teratur dan terukur, tidur 6-8 jam sehari, dan manajemen stres yg baik,” ujarnya saat dihubungi detikcom, Senin (18/9/2023).
Pada ibu hamil, konsumsi tablet tambah darah umumnya bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Hb merupakan zat yang mengikat oksigen dan nutrisi untk mengedarkannya ke sel-sel dalam tubuh ibu dan janin.
dr Boy menambahkan kadar Hb merupakan faktor penting pada masa kehamilan. Sebab, kadar Hb yang rendah akan membuat oksigen dalam darah berkurang sehingga nutrisi yang dibutuhkan tidak bisa tersalurkan secara optimal.
“Kalau Hb-nya rendah maka oksigen tidak akan bisa masuk dengan optimal, nutrisi tidak akan masuk optimal. Maka pertumbuhan dan perkembangan bayinya juga akan terhambat,” ucapnya.
dr Boy menjelaskan kondisi kadar Hb rendah, atau yang disebut juga dengan anemia, tak hanya berdampak pada janin tapi juga bumil dan wanita pada umumnya.
“Anemia banyak dampaknya. Kalau kita berbicara ke aktivitas, orang anemia itu tubuhnya lemah. Dia tidak bergairah, daya pikir menurun, dia lelah dan capek,” katanya.
“Kalau dia Hb-nya rendah darah itu juga akan terganggu kualitasnya. Jadi akan berdampak pada kerja jantung. Jadi orang yang Hb rendah biasanya akan terjadi pembengkakan jantung,” tandasnya.