A1-SM “Fury” – Kecil-kecil Cabe Rawit, Inilah Drone Intai Ukraina dalam Konflik di Donbass

Spesifikasi dan tampilan drone yang satu ini nampak biasa-biasa saja, bahkan jenis drone intai sejenis ini sudah bisa diproduksi oleh perusahaan swasta di Indonesia. Namun, ada cerita tersendiri pada A1-SM “Fury,” pasalnya wahana ini merupakan drone intai pertama produksi perusahaan swasta di Ukraina. Bukan itu saja, Furry juga sudah berstatus battle proven, lantaran sering dioperasikan militer Ukraina dalam konflik bersenjata di Donbass.

Baca juga: Startup Ukraina Luncurkan Low Cost Drone Interceptor

Mengutip dari defenceturk.net, disebutkan pengembangan Furry telah dilakukan perusahaan Ukraina, Athlon Avia, sejak tahun 2014. Awalnya lima set varian awal A1-C dibeli AD Ukraina untuk mendukung operasi di Donbass. Kemudian pada tahun 2016, Furry ditingkatkan menjadi varian A1-SM, pada varian ini, tiga drone dapat dikendalikan dari satu ground control station. Pada Desember 2020, puluhan unit Furry kembali dikirim untuk AD Ukraina. Sudah punya reputasi, Athlon Avia kemudian berhasil mengekspor Furry kepada perusahaan swasta di Uni Emirat Arab.

Sebagai drone intai, A1-SM “Fury” lebih banyak dioperasikan oleh satuan artileri, persisnya drone ini difungsikan untuk melakukan pengintaian udara siang dan malam, menentukan koordinat target, menyesuaikan tembakan artileri, dan tugas pengawalan. Furry adalah tipe drone flying wing dengan material fiberglass, karbon dan kevlar. Diluncurkan dengan teknik hand launcher, bobot Furry hanya 5,5 kg. Dimensi A1-SM – panjang 900 mm dan lebar bentang sayap 2.050 mm. Sumber tenaganya dipasok oleh baterai lithium ion/polimer dengan kapasitas 42000 mAh.

A1-SM “Fury” – Kecil-kecil Cabe Rawit, Inilah Drone Intai Ukraina dalam Konflik di Donbass

Dengan kendali LoS (Line of Sight), Furry punya radius operasional hingga 50 km dan jangkauan terbang maksimum 200 km. Furry dirancang dengan endurance terbang selama 3 jam dengan ketinggian terbang sampai 2.500 meter. Kecepatan maksimum drone ini 130 km per jam dan kecepatan jelajah 65 km per jam.

Mode penerbangan drone mencakup opsi manual, semi-otomatis dan otonom. Drone ini juga dapat diluncurkan dari ketapel, sementara pendaratan drone menggunakan sistem parasut. Pada saat peluncuran, kecepatan angin di lokasi tidak boleh melebihi 15 meter per detik.

Tentang konflik Donbass, merupakan konflik antara Ukraina dan Rusia dengan pemicunya adalah aksi Rusia melakukan konsentrasi militer di kawasan perbatasan timur Ukraina serta Krimea. Di kedua lokasi, Rusia menerjunkan total 80 ribu personil militernya, lengkap dengan perlengkapan dan alutsista. Ukraina menganggap aksi Rusia tersebut sebagai ajakan berperang. Sebab, tak jauh dari lokasi konsentrasi militer dilakukan berdiri kawasan Donbass. Donbass adalah wilayah di mana kelompok separatis pro-Kremlin berperang dengan militer Ukraina.

Baca juga: Sokil 300 – Drone Kombatan MALE Pertama Rancangan Ukraina

Menurut Ukraina, Rusia berniat membantu kelompok separatis tersebut dan mengklaim Donbass sebagai wilayahnya. Jika itu rencananya, maka insiden Krimea di tahun 2014 terulang. Di tahun tersebut, Rusia mencaplok Krimea sebagai bagiannya. Adapun Rusia sudah membantah tuduhan itu walau tak menyangkal bakal bereaksi keras jika terjadi apa-apa terhadap kelompok separatis di Donbass. (Gilang Perdana)

Terima kasih telah membaca artikel

A1-SM “Fury” – Kecil-kecil Cabe Rawit, Inilah Drone Intai Ukraina dalam Konflik di Donbass