Shopee Affiliates Program

Kemenkes Beberkan Risiko Kematian di Tengah ‘Dejavu’ Lonjakan COVID-19

Jakarta

Indonesia kini kembali diterpa lonjakan kasus COVID-19 terkait menyebarnya varian Omicron. Mengingat tingkat keparahan infeksi Omicron relatif lebih ringan dibanding varian Corona lainnya seperti Delta pada Juli 2021, Kementerian Kesehatan yakin risiko kematian COVID-19 RI di gelombang kali ini lebih terkendali.

“Kemarin kita ketahui jumlah penambahan kasus positif ya hampir dua minggu belakangan ini terus bertambah. Kemarin kita sampaikan pada angka 9.900 kasus konfirmasi positif. Tapi di sisi lain kita juga melihat bahwa angka kematian kita masih di bawah 10,” kata Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi daring, Sabtu (29/1/2022).

“Angka kematian ini terus-menerus padat oleh jumlah yang cukup terkendali. Artinya kalau kita lihat bahwa kalau terjadi peningkatan kasus cukup tinggi tapi tidak diiringi tingkat keparahan atau kematian,” sambungnya.

Ia menambahkan, cepatnya penyebaran varian Omicron sangat memungkinkan menjadi latar belakang lonjakan kasus COVID-19 RI kini. Namun menurutnya, upaya menekan laju penularan masih bisa dilakukan mengingat kini, tingkat keterisian rumah sakit secara nasional masih berada di angka 11 persen.

“Tingkat kematian juga kalau kita lihat dari tingkat perawatan rumah sakit sampai saat ini secara nasional 11,68 persen masih jauh di bawah 60 persen. Moga-moga walaupun konfirmasi positif terjadi peningkatan, tapi artinya masih bisa kita lakukan pengendalian untuk menekan laju penularan,” pungkas dr Nadia.


Terima kasih telah membaca artikel

Kemenkes Beberkan Risiko Kematian di Tengah ‘Dejavu’ Lonjakan COVID-19