5 Kisah di Balik Ledakan COVID-19 India, Rebutan Oksigen hingga Praktik Dukun

Jakarta

Gelombang tsunami COVID-19 membuat India mencatat lebih dari 400 ribu kasus baru COVID-19 per harinya. Pasien kritis terpaksa berebut kamar ICU, obat remdesivir, hingga tabung oksigen.

Di tengah langkanya fasilitas perawatan, jumlah kematian juga mengalami lonjakan. Rekor baru sebanyak 3.689 kasus kematian dalam 24 jam dicatatkan pada Minggu (2/5/2021).

Berbagai kisah pilu di balik ledakan tsunami COVID-19 di India terangkum sebagai berikut:

1. Bikin oksigen sendiri

Warga India berbondong-bondong mencari cara untuk menyediakan oksigen tanpa layanan rumah sakit. Dikutip dari Reuters, data Google Trends menunjukan pencarian “how to make oxygen at home” melonjak pada 25 April.

Padahal menurut pakar, membuat oksigen sendiri justru berbahaya karena berisiko menimbulkan racun dan ledakan.

2. Masjid-bajaj jadi tempat perawatan

Warga India terpaksa menyediakan ruang perawatan ‘buatan’ lantaran rumah sakit sudah tak mampu menyediakan kamar. Misalnya masjid di Jahangirpuri, negara bagian barat kota Vadodara Gujarat kini telah berubah menjadi bangsal Corona, menampung pasien kritis dengan kapasitas 50 tempat tidur.

Terbatasnya ambulans juga memaksa pemerintah menggunakan angkutan umum seperti bajaj sebagai tempat penampungan pasien COVID-19. Sementara menunggu layanan yang lebih layak di rumah sakit, pasien ditampung dulu di bajaj.

Pasien COVID-19 di India menjalani perawatan dalam bajaj. (AP Photo/Ajit Solanki) Foto: AP/Ajit Solanki

3. Antrean kremasi jenazah

Seiring ledakan jumlah pasien, jenazah pasien COVID-19 bergelimpangan di India. Warga mulai curiga, pemerintah India menyembunyikan data asli angka kematian akibat COVID-19. Menurut mereka, angka kematian laporan pemerintah jauh lebih kecil dibandingkan angka sebenarnya.

“Pemerintah Delhi mengatakan bahwa 380 orang meninggal setiap hari akibat virus Corona. Tapi sebenarnya angka kematian sekitar 1000, atau lebih dari 1000,” ujar seorang pengiring jenazah, Amit Kaushik, dikutip dari Sky News, Rabu (28/4/2021).

“Sekarang hanya untuk kremasi, kami harus mencari 2 atau 3 krematorium tetapi tidak ada tempat. Akhirnya kami datang ke sini dan kami telah menunggu selama 2 atau 3 jam terakhir hanya untuk 1 tempat,” lanjutnya.


Terima kasih telah membaca artikel

5 Kisah di Balik Ledakan COVID-19 India, Rebutan Oksigen hingga Praktik Dukun