10 Orang Pengunjuk Rasa Diamankan Jelang Kemenangan Presiden Lukashenko

Jakarta –
10 orang ditahan di satu tempat di Minsk, Belarus. Para pengunjuk rasa ini ditahan jelang kemenangan Presiden Aleksandr Lukashenko di pemilu.
Dilansir Reuters, Senin (10/8/2020) media lokal melaporkan penahanan massa dilakukan di ibu kota dan kota-kota lain. Para pengunjuk rasa bertepuk tangan dan membunyikan klakson mobil mereka, sebagai bentuk solidaritas dengan oposisi.
Disebukan, berdasarkan jajak pendapat yang disetujui negara menunjukkan Lukashenko memenangkan 79,7% suara. Sementara lawan utamanya Svetlana Tikhanouskaya, menerima 6,8%.
Tikhanouskaya mengikuti perlombaan setelah suaminya, seorang blogger anti-pemerintah yang berniat untuk mencalonkan diri, dipenjara.
Pengamat asing, belum menilai pemilihan berlangsung bebas dan adil di Belarus sejak 1995. Lukashenko sendiri telah memperingatkan pengunjuk rasa, agar tidak turun ke jalan setelah pemungutan suara.
Kendaraan militer, tentara, dan polisi telah disiapkan berpatroli di Ibu Kota Minsk sebagai tanda siap untuk tindakan keras baru. Jaringan internet dan media sosial di wilayah itu disebut mengalami gangguan.
Tanggapan keras terhadap protes baru, dinilai dapat melukai upaya Lukashenko untuk memperbaiki hubungan dengan Barat di tengah hubungan yang rusak dengan sekutu tradisional Rusia, yang telah mencoba untuk menekan Belarus ke dalam persatuan ekonomi dan politik yang lebih dekat.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan, lebih dari 1.300 orang ditahan dalam tindakan keras menjelang pemilihan, Termasuk pengamat pemilihan independen dan anggota tim kampanye Tikhanouskaya.
(dwia/dwia)